Sunday, August 18, 2013

50% Anggaran Pertahanan untuk Bangun Kekuatan Militer



JAKARTA -- Kementerian Pertahanan RI akan memaksimalkan anggaran  yang dialokasikan pemerintah pada tahun anggaran 2014 sebesar Rp83,4 triliun untuk membangun kekuatan pertahanan serta belanja pegawai.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditemui di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (17/8/2013).

Purnomo mengakui setengah dari jumlah alokasi anggaran kementerian yaitu sekitar Rp41,7 triliun akan digunakan untuk belanja pegawai di lapangan. Sebagai catatan, ujarnya, total jumlah prajurit TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang mencapai 500.000 prajurit merupakan penyebab tingginya belanja pegawai.

"Jadi memang sebagian, setengahnya, untuk belanja pegawai. Kemudian kami mencoba memaksimalkan belanja modal ini untuk membangun kekuatan," katanya.

Dia memaparkan pembelian sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) merupakan bagian dari rencana membangun kekuatan.

Antara lain rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi dan F16, main battle tank (MBT), serta kapal selam yang semakin digenjot selama periode kedua masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau kita lihat tadi [saat perayaan peringatan HUT ke 68 Kemerdekaan RI], ada banyak Sukhoi. Tahun depan lebih banyak lagi," katanya.

Kemudian, lanjutnya, rencana pembelian 150 unit MBT, 24 unit F16, serta tiga unit kapal selam.

"Kami berharap pada masa akhir kabinet ini [Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2] dapat capai lebih dari 30% target Minimum Essential Force [MEF] tahun 2024."

Menurut dia, peningkatan kapabilitas pertahanan sangat penting bagi Indonesia. "Kita negara yang ingin damai. Tapi tentu karena itu kita harus kuat."

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014, Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran sebesar terbesar yaitu Rp83,4 triliun. Angka tersebut bahkan jauh melampaui alokasi anggaran untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mencapai Rp82,7 triliun. (Bisnis.com)

No comments: