Wednesday, May 29, 2013

Pengamat : RI Bakal Kuat Secara Militer!

Kapal Selam TNI AL Cakra 401

Sebenarnya Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk bagi pemenuhan kebutuhan pertahanan na­­­si­onal, terutama pengadaan alat utama sis­tem persenjataan (alutsista). Saat ini saja Indonesia sudah mampu membuat sena­pan laras panjang canggih, panser, kapal patroli dan roket. Dengan dukungan besar dari pemerintah, Indonesia akan mam­­­pu membuat pesawat tempur hebat dan kapal perang mutakhir.

Bahkan beberapa pakar pertahanan dan teknologi, di antaranya, Direktur Pusat Pe­­­nelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia Iwa Garniwa, pengamat dari Universitas Gadjah Mada Ari Sujito dan ahli ekonomi Revrisond Baswir, menge­mukakan bahwa Indonesia berpotensi un­­­tuk menghasilkan produk strategis di bidang pertahanan, karena penguasaan teknologi untuk menghasilkan produk tersebut cukup baik dikuasai, tinggal me­­­nunggu dukungan pemerintah yang be­­­lum optimal hingga kini.

Sejumlah industri yang dipandang stra­tegis antara lain PT Pindad (Persero) dan PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya. PT Pindad adalah perusahaan manufak­tur yang bergerak dalam penyediaan pro­­­duk mesin dan produk militer se­­dang­kan PT PAL kegiatan utamanya adalah mem­produksi kapal perang dan kapal niaga juga memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Tinggal kita lihat pangsa pasarnya kemana dulu, kalau ke Amerika, Jepang atau China sepertinya belum sampai ke sana. Tetapi industri strategis seperti Pin­­dad, PT DI (Dirgantara Indonesia) dan PAL di Surabaya bisa berpotensi sebagai industri strategis dalam rangka penyedia­an alutsista.

Di samping itu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), juga mam­­pu membuat roket. Tinggal bagai­ma­na kemauan Kementerian Pertahanan untuk menghasilkan produk pertahanan itu. Karena selama ini pendanaan me­­mang menjadi masalah klasik. Namun, kita tidak perlu pesimis, semua negara berkembang rata-rata memiliki persoalan yang sama yaitu keterbatasan anggaran, sehingga apabila pemerintah mau mem­berikan prioritas anggaran di bidang industri militer ini, saya ya­­­kin dalam 3 atau 4 tahun ke de­­­pan Indonesia sudah mampu mandiri di bidang persenjataan.

Untuk itu mari kita berikan apresiasi dan penghargaan kepada tenaga ahli dari dalam negeri yang telah mampu membu­at peralatan militer yang tidak kalah kehebatannya dengan produk dari luar.(Juf/Bsns.I) (RimaNews.com)

Indonesia Terus Bangun Industri Pertahanan



Beragam cerita pahit dimasa lalu telah menjadi pijakan pemerintah untuk menata kembali industri pertahanan nasional. Bisa dikatakan pemerintah kita sudah kapok dengan tingginya ketergantungan alutsista asing. Langkah ini juga seolah menjadi kilas balik niat tulus pemerintah untuk tak mengulang kesalahan yang sama dimasa lalu. Satu tujuan besar dan amat penting kemudian ditetapkan. Tujuan itu apalagi jika bukan untuk menuju kemandirian pembuatan alutsista yang mampu mendukung kebutuhan alutsista TNI.

Upaya bangkit itu mulai terlihat dalam beberapa tahun ini. Pemerintah mulai serius membangun industri pertahanan dalam negeri. Banyak cara dilakukan untuk membuat industri ini mekar kembali, mulai dari kerjasama produksi (joint production), lisensi, hingga membuat alutsista dengan kemampuan sendiri. Selain itu dengan adanya komitmen untuk mengutamakan pengadaan alutsista produksi industri dalam negeri akan dapat memacu perkembangan industri, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan penguasaan. Komitmen pemerintah tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, tanggal 16 Agustus 2011.

Buah dari hasil kerja keras ini bisa dilihat dari kondisi industri pertahanan yang mulai mengalami kemajuan berarti. Hal ini bisa ditengok dari makin menjamurnya produk alutsista buatan industri pertahanan dalam negeri. Alutsista yang muncul tak hanya terbatas pada alutsista matra udara, tetapi juga diikuti dengan kemunculan alutsista matra darat dan laut,k yang juga tak kalah seru meramaikan kebangkitan alutsista buatan dalam negeri.

Kementerian Pertahanan sebagai institusi yang berkewenangan menyelenggara-kan fungsi pembinaan potensi nasional dalam upaya mendukung pertahanan negara, berkewajiban untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada, salah satu di dalamnya adalah “Pemberdayaan Industri Strategis Pertahanan”. Industri strategis pertahanan dibangun untuk kepentingan orang banyak untuk memenuhi kebutuhan pertahanan yang menyangkut kedaulatan negara. Industri pertahanan mempunyai peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan sehingga perlu didorong dan ditumbuhkembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan peralatan yang mendukung pertahanan.

Indonesia mempunyai rencana strategis untuk membangun industri pertahanan, namun yang terpenting komitmen yang kuat untuk membangun dan mewujudkan rencana tersebut, yaitu memanfaatkan industri pertahanan dalam negeri untuk sistem pertahanan militer. Untuk itu guna mendorong peningkatan produksi industri pertahanan dalam negeri melalui kebijakan yang makro, pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). KKIP terdiri dari Menteri Pertahanan, Meneg BUMN, Wakil Menteri Pertahanan. Panglima TNI, Kapolri, Menteri Perindustrian, dan Menristek. Salah satu yang menjadi tugas pokok adalah membangun industri pertahanan dengan mengutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.


Sejak digelarnya Sidang Pleno Perdana awal 2011 lalu hingga Sidang Pleno yang keempat (November 2011). KKIP telah menetapkan beberapa kebijakan strategis, di antaranya penetapan alutsista, memverifikasi kemampuan industri pertahanan, revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP dan proses pengadaan Alutsista. Pada tanggal 6 Maret 2012, KKIP mengadakan sidang kelimanya. Tujuan dan agenda sidang tersebut adalah melakukan refleksi dan memproyeksikan tugas-tugas/program KKIP ke depan dengan dua agenda utama, yaitu Kemajuan Kerja KKIP TA. 2011  dan Sasaran Kerja yang akan dicapai pada TA.2012. Hasil sidang Kelima KKIP menghasilkan beberapa poin, sebagai berikut:

a. Menhan menekankan bahwa tugas-tugas/program KKIP untuk penguasaan teknologi pertahanan, membangun dan memperkuat industri pertahanan dalam rangka mewujudkan kemandirian pemenuhan alutsista TNI dan almatsus Polri agar senantiasa selaras/sejalan dengan Master Plan Revitalisasi Industri Pertahanan dan Grand Strategy KKIP.

b. Kerangka pokok/program kerja lima tahunan (2010 s.d 2014) KKIP sebagai berikut:
  1) Penyiapan Regulasi Industri Pertahanan,
  2) Penetapan Kebijakan Nasional Dalam Rangka Stabilisasi dan Optimalisasi Industri
          Pertahanan,
  3) Formulasi dan Penetapan Program Kerja KKIP,
4) Penyiapan Produk/Industri Pertahanan Masa Depan (New Future Products/Defence
          Industry).

c. Hasil diskusi dari penyampaian Laporan Kemajuan Kerja KKIP TA. 2011 dan Sasaran Kerja KKIP TA. 2012, sebagai berikut;

  1) Dalam hal upaya pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan Almatsus Polri melalui BUMNIP, Kementerian BUMN akan menggalang kesepakatan dengan BUMNIP dan akan membenahi manajemen BUMNIP termasuk menjembatani adanya pinjaman oleh Perbankan Nasional agar BUMNIP dapat bekerja sebelum dana/anggaran riil dari belanja Kemhan/TNI didapatkan. Dengan langkah ini diharapkan BUMNIP benar-benar siap memenuhi pesanan secara tepat waktu dan tepat kualitas.

  2) Menanggapi peran konsultan dalam program Transfer of Technology, Kemenristek menyarankan agar memperioritaskan penggunaan konsultan dalam negeri yang dalam hal ini bisa memberdayakan BPPT, mengingat BPPT juga selama ini mempunyai kompetensi dan pengalaman dalam audit teknologi.

  3) Pemerintah RI telah melakukan negosiasi akhir penjualan Panser APC 6X6 ANOA ke Malaysia sebanyak 32 Unit senilai total 40 juta dollar AS. Malaysia meminta pihak Indonesia melakukan imbal beli (counter trade/offset) dengan produk militer atau produk komersil Malaysia senilai 15 juta dollar AS. Untuk menindaklanjutinya, PT. Pindad diminta melakukan koordinasi dengan kementerian terkait dan dengan Tim Pokja atau Tim Asisten KKIP dan tetap melaporkan hasilnya kepada KKIP.

  4) Menanggapi tentang trade off terkait produk yang akan dibeli oleh Malaysia, Kementerian BUMN menyarankan agar sedapat mungkin tidak mengganggu program unggulan yang akan dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian.

  5) Perihal penyiapan produk masa depan (new future products), Panglima TNI menyarankan untuk memasukkan peralatan sensor (sensor systems) untuk sistem senjata terpadu (SST) kapal selam.

  6) Panglima TNI menekankan tentang perlunya regulasi yang mengatur tentang produsen dalam negeri yang memiliki kemampuan memproduksi barang militer yang sama/sejenis seperti helm, rompi dan payung udara.

  7) Menanggapi tentang produk Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dihasilkan oleh industri dalam negeri dan akan dijadikan komoditi ekspor keluar negeri, Kapolri menekankan tentang perlunya regulasi yang mengatur tentang perizinan produksi, ekspor maupun impor.

  8) Wamenhan menekankan bahwa tugas KKIP selain melaksanakan pembinaan dan percepatan revitalisasi BUMNIP, KKIP perlu juga fokus terhadap pembinaan BUMS industri pertahanan dalam negeri sebagai bagian dari upaya percepatan secara menyeluruh terhadap pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan Almatsus Polri.

  9) Kementerian Perindustrian telah menyiapkan dan menyusun kajian teknis tentang konsep pembangunan industri Propellant dalam negeri yang perlu tindak lanjut dan persetujuan/keputusan KKIP.

Dilihat dari hasil sidang kelima KKIP tersebut dapat kita lihat bahwa Indonesia sedang mendorong, membangun dan mengembangkan  industri pertahanan yang lebih baik di masa mendatang. Untuk itu maka yang harus dilakukan ke depannya adalah:

a. Setiap kebijakan yang telah ditetapkan harus benar-benar diimplementasikan dalam bentuk program kerja yang lebih terencana, terukur, terkoordinir dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Penting adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan supervisi pada pelaksanaan pencapaian sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan sesuai masterplan revitalisasi industri pertahanan tahun 2010-2014.

c. Diperlukan kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak dari semua pemangku kepentingan dalam rangka memberdayakan industri pertahanan dalam negeri.

d. Perlu adanya sosialisasi kebijakan nasional secara terus menerus dan dijadikan pedoman oleh pejabat perumus kebijakan pada tingkat kementerian/lembaga, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia dan kalangan industri dalam rangka merealisasikan proses revitalisasi, membangun dan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing.

Revitalisasi industri pertahanan nasional yang sudah diinisiasi pemerintah tampaknya tidak boleh hanya dianggap sebagai proyek nasional semata. Tumbuh kembangnya industri pertahanan sebuah negara membutuhkan komitmen yang kuat serta kepemimpinan yang konsisten dan berkesinambungan.(Deputi Politik, Hukum, dan Keamanan, Setkab)

Indonesia-Turki kerja sama bikin tank

Tank Tempur Utama Altay buatan Turki

Pemerintah Indonesia dan Turki telah menandatangani nota kesepahaman mengenai pembuatan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa tank ringan atau tank medium.

Penandatangan kerja sama itu dilakukan di sela kegiatan Internasional Defense Industri Fair (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, awal Mei lalu, kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos Hutabarat, yang mempin Delegasi Indonesia menghadiri kegiatan itu.

Kementerian Pertahanan, lanjut dia, juga menjalin kerja sama dalam pembuatan alat komunikasi.

Menurut dia, kerja sama pembuatan tank dan alat komunikasi itu melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Pindad dan PT LEN. 

Ia menambahkan, dalam hal ini mitra PT LEN dari Turki adalah ASELSAN, perusahaan yang sudah memiliki pengalaman memproduksi  peralatan pertahanan dan keamanan.

Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama, Silmy Karim, menambahkan kerjasama itu merupakan bagian dari upaya mempercepat kemandirian produksi alutsista.

"Lebih dari itu pihak Turki siap untuk bekerjasama dari awal proses yaitu desain, sampai dengan akhir yaitu produksi. Bahkan tidak menutup kemungkinan pemasaran bersama," katanya.

Dalam pembuatan tank tersebut, kata Silmy, PT Pindad akan bekerja sama dengan pihak Turki yang diwakili oleh FNSS Defense System.

"Keduanya melakukan kerja sama untuk membuat tank. Waktu kerja sama diperkirakan tiga hingga lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank selesai, sehingga tahun depan bisa dibuat prototipenya," katanya. (Antara).

Saturday, May 25, 2013

Pesawat militer buatan PT DI dipasarkan ke enam negara ASEAN

Sebuah pesawat CN 212 milik TNI AU produksi PT DI sedang mengudara.


Kementerian Pertahanan Indonesia memperkenalkan pesawat transportasi militer CN295 ke Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia.

Pesawat ini mendarat di Bandara Ninoy Aquino Manila, Filipina dua hari lalu sebagai persinggahan pertama dari rangkaian tur ke enam negara-negara ASEAN.

Perjalanan ini dalam rangka promosi mengenai kemampuan dan efisiensi pesawat transportasi hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan Airbus Military, Perancis. CN295 masuk kategori pesawat serba guna berukuran sedang untuk kepentingan sipil maupun militer.

Pada kunjungan ke Kementerian Pertahanan Filipina, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang juga sebagai Ketua Delegasi, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien mengatakan bahwa pesawat buatan PT DI ini sangat pas memenuhi kebutuhan transportasi negara Asia Tenggara.

"Kami mempromosikan penggunaan sistem pertahanan yang serupa di antara sesama negara ASEAN dan CN295 merupakan pesawat yang layak dan tepat untuk kepentingan pertahanan tersebut," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Sabtu (25/5).

Selain mempromosikan CN295, Kemenhan juga menawarkan CN235 dan NC212i kepada militer Filipina. Kedua varian itu sudah diluncurkan pada sejak November tahun lalu dilengkapi sistem avionic dan autopilot yang baru, serta kapasitas penumpang lebih banyak dengan biaya operasi yang lebih efisien.

Secara total lebih dari 120 unit C295 telah dipesan seluruh dunia dan hampir 100 unit pesawat telah dioperasikan di berbagai negara seperti Aljazair, Brazil, Cile, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Finlandia, Ghana, Yordania, Kazakhstan, Meksiko, Polandia, Portugal dan Spanyol. Angkatan Udara Indonesia sendiri memesan 9 unit. Karena itulah, PT DI dan Kemenhan berharap ASEAN bisa menjadi pasar selanjutnya.

Seiring membaiknya kondisi keuangan PT DI, ragam pesawat yang dihasilkan pun kembali menggeliat. Kini perusahaan pelat merah yang terletak di Bandung itu juga bakal mendapat dana dari Kementerian Perindustrian untuk merancang pesawat kecil N 219 berkapasitas 19 penumpang.

Tahun lalu, PT DI mendapatkan banyak kontrak pembuatan sayap pesawat dan helikopter. Perusahaan pelat merah itu juga menjual komponen dan menawarkan jasa perbaikan pesawat. Alhasil, kas perusahaan menghijau dengan pemasukan sepanjang 2012 mencapai Rp 2,9 triliun.

“Indonesia Sanggup Bangun Industri Semikonduktor”



Depok - Indonesia dinilai sudah mampu mendirikan perusahaan semikonduktor karena generasi mudanya sudah melek teknologi. Alasannya, banyak generasi muda Indonesia banyak yang sudah melek teknologi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar untuk mengembangkannya.

“Perlu kerja keras dan terus belajar untuk mengembangkan teknologi. Kunci sukses adalah belajar dan mau berkeja keras,” kata President and "Chief Executive Officer" Marvell Technology Group Sehat Sutardja dalam kuliah umum yang bertajuk Entrepreneurship Through Innovation di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Rabu.

Besarnya potensi Indonesia bagi perkembangan teknologi, mendorong Sehat segera merealisasikan pembukaan cabang Marvell di Indonesia.

Sehat Sutardja merupakan putera Indonesia yang menuai sukses besar di dunia. Melalui Marvell Technology Group, perusahaan yang didirikannya di Amerika Serikat merupakan satu dari lima perusahaan semiconduktor terbesar di dunia.

Saat ini dia menduduki posisi Chairman, President and Chief Executive Officer Marvell Technology Group. Sehat merupakan lulusan Universitas Berkeley, California dan telah mengantongi lebih dari 260 hak paten atas namanya.

Marvell Technology Group yang kantor pusatnya berada di California ini mengembangkan teknologi penyimpanan, komunikasi, dan solusi silikon konsumen.

Produk Marvell yang beragam mencakup switching, transceiver, communication controller, teknologi nirkabel dan solusi penyimpanan yang menggerakkan seluruh infrastruktur komunikasi termasuk bagi pemerintah, perusahaan, perkotaan, dan rumah tangga.

Produk Marvell banyak digunakan di berbagai perangkat elektronika, seperti Cisco switch, Blackberry, Apple iPod, Xbox 360 dan produk-produk keluaran perusahaan elektronika ternama, seperti Panasonic, Huawei, Toshiba, Fujitsu, Sony Ericson, HP, Samsung, Hitachi, dan lainnya.

Marvell merupakan salah satu perusahaan Amerika Serikat yang tercantum dalam Majalah Forbes dengan kekayaan bersih US$ 1 miliar atau sekitar Rp9,5 triliun.

Sementara itu peraih Penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) 2010 Dr Eko Fajar Nurprasetyo memperkirakan Indonesia dalam waktu 5-10 tahun mendatang akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia.

"Saya yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia," katanya.

Untuk mewujudkan semua itu katanya ia ingin membuat industri chip di Kota Depok sehingga Depok bisa menjadi pusat industri teknologi yang juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Depok.

Eko telah berjaya di sebuah perusahaan semi konduktor Sony LSI di Jepang dan kini telah kembali ke tanah air untuk dan memulai usaha dibidang pembuatan desain chip di bawah logo Versatile Silicon Technology, yang merupakan perusahaan desain IC pertama di Indonesia yang dirintis bersama bersama beberapa temannya dari ITB.

Pada 2008 ia bergabung dengan Xirka perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendesain chip untuk wimax. Selain mendesain chip untuk wimax, juga mendesain chip untuk server, signal, processing, dan scanner. (Neraca).

Thursday, May 23, 2013

Selamat Datang Teknologi GPS Tracking Buatan Asli Indonesia


Aetrax GPS Tracking, Layanan Pelacak Kendaraan dari Indonesia Siap Bersaing dengan Produk Manca Negara


LAPAN telah meluncurkan satelit A2 untuk melacak dan mengawasi pergerakan kapal-kapal di wilayah lautan Indonesia. Dengan teknologi GPS, hal itu dimungkinkan dan akan lebih mudah memonitor kapal-kapal illegal pencuri ikan dan lain-lain oleh pemerintah. 

Satelit A2 menjadi lebih efektif dan efisien jika dipadukan dengan teknologi GPS kita, yang ternyata sudah berkembang dengan sangat baik dan mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. 

Teknologi GPS sangat banyak berguna untuk berbagai macam tujuan, misalnya untuk operasi intelijen atau pengamatan oleh KPK. Penggunaan lain di bidang militer misalnya, teknologi GPS mutlak diperlukan untuk melengkapi perkembangan teknologi pesawat nir awak kita untuk survellence maupaun sebagai pesawat tempur. GPS sangat berguna untuk keperluan pertahanan. Misalnya, drone-drone AS yang beroperasi di Afganistan dibantu menemukan sasarannya dengan teknologi GPS ini, dengan cara menyusupkan mata-mata untuk meletakkan chip kecil sebesar SIM card di rumah-rumah atau di kantong baju seseorang yang akan menjadi target tembak drone pembunuh tersebut. Drone ini mengindentifikasi sinyal penerima yang dipancarkan oleh SIM Card tersebut. Atau Anda yang biasa memakai smartphone, Kamera Digital, atau tablet yang ada fitur GPS ini, lokasi Anda secara aktual akan mudah discanning oleh Google Maps detik itu juga keberadaan diri Anda di manapun berada di muka bumi ini, meski di kolong selokan sekalipun. Lewat satelit, dan lewat software yang ditanamkan ke dalam chip smarphone Anda, Google bahkan bisa melihat Anda sedang melakukan aktivitas apa saja di tempat tersembunyi dengan menggunakan kamera telepon anda sendiri sebagai 'mata'.   

Kita semua mengetahui banyak sekali beredar di pasaran alat-alat pelacak GPS atau GPS tracking yang diimpor dari luar negeri. Melihat ribuan kepulauan dengan jumlah kendaraan yang tersebar di seluruh nusantara, keberadaan alat pelacak GPS untuk kendaraan dan armada bergerak  sangatlah penting baik di sektor swasta maupun pemerintahan. Terkadang kita bertanya, apakah dari sekian banyak merek dan model alat pelacak GPS, tidak ada satu pun yang merupakan produk dalam negeri buatan bangsa Indonesia? Ternyata setelah sekian tahun didominasi oleh produk luar negeri, akhirnya pasar alat pelacak GPS di Indonesia diramaikan oleh sebuah layanan dan produk dari dalam negeri berstandar internasional yang dapat dibanggakan karena dibuat di fasilitas manufaktur yang telah bersertifikat ISO 9001 dan 14001.

Aetrax GPS Tracking merupakah salah satu solusi dan layanan yang disediakan oleh perusahaan PT Aetherica Itanusa Persada ( www.aetherica.com ), sebuah perusahaan solusi teknologi dan pemasaran yang berbasis di Jakarta Indonesia, bekerja sama dengan PT Panggung Electric Citrabuana, perusahaan manufaktur nasional yang telah bertahun-tahun memproduksi peralatan elektronik seperti Audio SystemColor TVAudio Cassette TapePlastic injection, dan sebagainya, dengan merek-merek antara lain AkariPanarec, dan Davanti

Kerjasama kedua perusahaan ini membuahkan sebuah solusi pelacak mobil, kendaraan menengah dan besar, serta armada bergerak lainnya. Dengan menggunakan alat pelacak buatan dalam negeri, Aetrax GPS Tracking siap bersaing dengan produk-produk pelacak GPS manca negara yang beredar di pasar Indonesia. Solusi GPS Tracker dari Aetrax juga menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi para pengguna layanan GPS tracking dengan produk-produk impor yang belum memiliki layanan dukungan support yang memadai di berbagai daerah di Indonesia.

Adanya solusi tracker kendaraan dan armada dari Aetrax GPS Tracking dengan menggunakan produkdevice dari dalam negeri merupakan merupakan sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan di dalam dunia teknologi GPS tracking di Indonesia. Tidak saja hal ini membuktikan bahwa produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri, tapi juga menunjukkan pesatnya kemajuan research & development yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional yang mampu mengantisipasi permintaan dan pertumbuhan pasar sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada. 

Teknologi GPS Indonesia akan semakin maju dengan adanya pelaku bisnis dalam negeri yang aktif berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi pelacak mobil, kendaraan, dan semua armada bergerak, mengingat besar wilayah Indonesia beserta jumlah kendaraan dan penduduk yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia dan dunia. Perkembangan ini juga didukung oleh kemajuan teknologi telematika yang menggabungkan teknologi informasi dengan telekomunikasi. Dalam beberapa tahun mendatang, kita akan melihat semakin tingginya pemanfaatan dan penerapan teknologi GPS dalam aspek kehidupan sehari-hari di Indonesia.

[ Tim Liputan Teknologi GPS Tracking Indonesia - Jakarta ]

Wednesday, May 22, 2013

Indonesia Siap Luncurkan Roket Pengorbit Satelit Buatan Anak Negeri


Satelit adalah hal yang sangat esensial untuk pertahanan dan keamanan negara. Dengan satelit dan teknologi GPS memungkinkan  TNI mengembangkan pesawat tanpa awak untuk pengintaian yang dikendalikan dengan menggunakan satelit.

Beberapa minggu lalu Angkatan Laut AS telah berhasil melakukan uji coba lepas landas sebuah pesawat tempur tanpa awak X-47B dengan menggunakan GPS. Kita tahu, GPS adalah sistem kendali dan penentuan lokasi yang bekerja berdasarkan penggunaan fungsi satelit. 

Meski baru awal, Indonesia dalam hal ini LAPAN telah berhasil membuat satelitnya sendiri dengan belajar dari Jerman. Jerman adalah negara paling TOP dalam hal penguasaan teknologi, karena AS pun dulu belajar dari Jerman. Jika Indonesia belajar dari Jerman, maka itu sangat tepat, mutlak, dan benar. 

Satelit A2 adalah murni buatan Indonesia sendiri, setelah sebelumnya A1 dibuat juga oleh Indonesia di jerman sana. Ke depan, LAPAN diharapkan akan mampu membuat satelit sendiri yang lebih besar kapasitas dan kemampuannya (zaman sekarang satelit kecil saja secara fisik bisa memiliki kemampuan yang lebih canggih ketimbang satelit zaman dahulu yang sebesar bus gandeng) dan dalam waktu dekat, diluncurkan sendiri dengan menggunakan roket buatan sendiri.

Tim survei dari Lapan yang dipimpin Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata sedang mengembangkan RPS yang didesain dan dibuat secara mandiri untuk mengorbitkan satelit buatan sendiri.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan meluncurkan roket pengorbit satelit (RPS)di Kabupaten Morotai, Maluku Utara pada November 2013, karena daerah itu dinilai sangat strategis untuk peluncuran roket satelit itu. 

Rencana peluncuran tersebut akan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Lapan, sedangkan untuk persiapan-persiapan akan selesai bulan Oktober, mulai dari bangunan untuk operator, VIP, dan beberapa tenda untuk para tim yang akan datang.

Tim survei dari Lapan yang dipimpin Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata sedang mengembangkan RPS yang didesain dan dibuat secara mandiri untuk mengorbitkan satelit buatan sendiri.

Kepala Bappeda Pulau Morotai, Syamsuddin, di Ternate, Sabtu, mengatakan tim dari Lapan telah melakukan survei lokasi di Pulau Morotai yang akan menjadi titik peluncuran satelit tersebut. 

"Peluncuran roket dari Lapan sudah dipastikan pada bulan November 2013 di wilayah Sangowo Morotai Timur Kabupaten Pulau Morotai," katanya.

Kedatangan tim Lapan bersama Bappenas adalah sebagai mitra kerja untuk meninjau lokasi kepastian peluncuran roket oleh Lapan, sehingga dari Lapan sendiri berharap ada dukungan dari Pemda Morotai untuk kegiatan tersebut. 

"Dari Lapan meminta ada dukungan dari Pemda dan Pemda sendiri merespons kegiatan peluncuran roket dari Lapan akan dilaksanakan pada bulan November mendatang," Ujarnya. 

Sejak 2008, secara bertahap upaya untuk mewujudkan RPS telah dilakukan. Hingga kini Lapan telah berhasil meluncurkan RX-320 pada (19/05/2008) dan RX-420 pada (2/7/2009) di stasiun Uji Terbang Pameungpeuk, Jabar.

Lapan juga melakukan uji statis RX-550 pada tahun 2011 dan 2012. Uji statik merupakan pengujian di darat untuk mengetahui kinerja dan daya dorong roket saat akan tinggal landas. (IT/sa

Dapat uang melalui internet

Tuesday, May 21, 2013

Alutsista dari Jerman Itu Berlabel ‘Leopard RI'

Tank Leopard Indonesia buatan Jerman. Keputusan Indonesia untuk membatalkan
pembelian Tank serupa dari Belanda dan beralih ke produsennya langsung, Jerman,
bukan hanya tepat, tapi juga menguntungkan. Menguntungkan karena Tank itu telah 
diupgrade menjadi lebih canggih dan sesuai kebutuhan medan tropis dan perolehannya
pun 300% lebih banyak.

Masih ingatkah Anda beberapa waktu lalu ada penolakan dari beberapa pihak di Belanda tentang rencana penjualan Tank Leopard milik Belanda ke Indonesia ?

Kejadian itu sebenarnya biasa saja, namun karena yang melakukan adalah Belanda yang mantan penjajah Indonesia, maka maknanya menjadi tidak mengenakkan. 

Seperti kita tahu, beberapa waktu yang lalu pemerintah Belanda berencana ingin menjual beberapa ratus Tank Leopard ke negara lain untuk mengurangi biaya perawatan sehubungan krisis yang mendera Eropa dan juga Belanda. 

Indonesia menawarkan diri dan menyambut baik rencana Belanda itu namun dalam perkembangannya kemudian ada penentangan dari Parlemen Belanda, terutama dari partai Kebebasan PVV, terhadap rencana itu karena menganggap Indonesia adalah pelanggar HAM.

Tentang Tank Leopard Belanda, itu adalah Tank Leopard produksi Jerman dan mereka membelinya dari Jerman sebagai bagian dari program NATO ketika perang dingin untuk menghadapi Uni Sovyet. Jadi itu adalah Tank bekas tanpa upgrade, tanpa retrofit, barang itu apa adanya, jika kita memperolehnya dari Belanda. Mengapa ? Karena Belanda tidak mampu meng-upgrade Tank Leopard itu sendiri karena bukan produsen pembuatnya, dan yang membuat adalah Jerman, Rheinmettal SG. 

Partai Kebebasan Belanda, PVV, dengan tokohnya Geert Wilders, adalah partai ultra kanan Belanda yang sangat keras sikapnya terhadap dunia Islam dan muslim, termasuk ke Indonesia, dengan ide-ide konyolnya yang rasialis agar menutup seluruh Mesjid di seluruh daratan Eropa dan melarang orang-orang Islam datang ke Belanda lalu menikah dengan penduduk setempat (saya tidak bisa bayangkan jika saja ada tokoh muslim serasialis ini di Indonesia yang menghendaki ditutupnya seluruh gereja di Indonesia dan melarang peredaran Bibel/Alkitab) demi membendung Islamisasi. Sebabnya adalah satu : Islamophobia, ketakutan irasional terhadap perkembangan Islam di Eropa Barat.


Geert Wilders, tokoh PVV. Penentang penjualan Tank Leopard ke Indonesia.
Sama seperti Pat Robertson di AS, di kepala orang ini sepertinya hanya ada
kebencian membabi buta. Tokoh ini pula yang pernah menggulirkan ide
pelarangan peredaran Al-Quran dan pernikahan campur antara muslim
dengan orang-orang Belanda.
Sikap anti Islam dan muslim dari PVV sampai-sampai pada tingkat yang tidak masuk akal karena didasari pada pemahaman yang salah, ketidaktahuan tentang ajaran Islam, dan lebih karena pengaruh dari media Barat seperti TV, koran, internet, buku-buku anti Islam atau buku-buku Islam yang ditulis oleh para orientalis yang memutar balikkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW berdasarkan fitnah dan kebohongan semata.

Salah satunya adalah beredarnya film Fitna yang dibuat oleh wakil ketua partai PVV, Arnoud van Doorn yang menggambarkan Nabi Muhammad sedemikian buruk. Arnoud van Doorn belakangan sadar, setelah mempelajari Islam secara utuh dan benar, bahwa perbuatannya salah, tak bertanggung jawab, dan ia menyesal telah melakukannya sedemikian rupa sehingga merugikan Islam dan muslim. Film Fitna yang ia buat lebih berdasarkan pada sikap kebencian yang tak berdasar, penuh prasangka, dan tentu tidak sesuai dengan gambaran sebenarnya dari pribadi tinggi Nabi Muhammad SAW. Arnoud van Doorn kemudian masuk Islam dan menjadi muslim (klik di sini untuk membaca kisahnya, di sini, di sini, dan di sini) dan ia kini mendedikasikan hidupnya untuk membela hak-hak kaum muslim di Eropa (baca di sini), berjuang demi tegaknya Islam dan demi kebaikan Belanda. Ia kini fokus membuat film yang lebih menonjolkan tentang kepribadian yang mulia dari Nabi Muhammad SAW. (lihat videonya di sini).


Arnoud Van Doorn.
Arnoud Van Doorn, tokoh PVV Belanda, sekaligus Sang pembuat film Fitna 
yang mendeskreditkan Nabi Muhammad. Tapi Arnoud kemudian masuk
Islam, setelah meneliti secara seksama sejarah Nabi Muhammad SAW.
Demi menebus kesalahannya, Arnoud van Doorn kini sibuk membuat film 
yang lebih memuliakan Nabi Muhammad SAW, membantah film Fitna yang
telah dibuatnya sendiri. "Saya sedih, jika ingat apa yang telah saya lakukan
telah merusak Islam dan merugikan umat muslim," katanya kemudian. Ia kini
mendedikasikan hidupnya demi membela Islam dan Muslim.

Kita kembali ke topik pembahasan Tank Leopard.

Pemerintah Belanda kemudian bersikap ragu, maju-mundur, di satu sisi butuh duit dari Indonesia untuk menutupi anggaran yang cekak, namun di sisi lain ada penentangan dari pihak PVV.  Uang hasil penjualan Tank Leopard itu sebenarnya sangat berarti bagi pemerintah Belanda untuk menutupi kanker (kantong kering) anggaran pertahanan Belanda yang kini tengah menipis akibat krisis Eropa.

PVV akhirnya dengan segala cara berusaha untuk menggagalkan transaksi penjualan Tank Leopard ke pemerintah RI dan dengan suara lantang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara pelanggar HAM. Jika pun transaksi itu harus terjadi, maka harus di bawah syarat tertulis bahwa Belanda mendapat jaminan dari pemerintah Indonesia jika MBT itu tidak akan digunakan di Papua.


Presiden SBY
Presiden SBY : Jangan kuliahi Indonesia soal HAM !! 
Tersinggung dengan kata-kata kasar dan merendahkan integritas RI ini, Presiden SBY pun berang :  "Jangan menguliahi Indonesia tentang HAM. Penjajahan, itu baru pelanggaran HAM," kata SBY.

Sungguh amat mengherankan bagaimana orang-orang Belanda cepat sekali melupakan dosa masa lalu saat 350 tahun menjajah negeri ini dengan segala kejahatan yang mereka lakukan dan sampai detik ini belum pernah secara terbuka dan ksatria meminta maaf dan menyatakan penyesalan. Tiba-tiba saja, sekarang ini, mereka merasa sok suci, sok humanis, sok manusiawi, dan sok bermartabat padahal  tabiat mereka belum berubah.


Pembantaian penduduk desa di Kuta Reh, Aceh, Indonesia, pada 108 tahun yang lalu oleh serdadu Belanda. Warga desa itu musnah tak tersisa setelah dibantai dengan kejam oleh tentara Belanda di hadapan anak istri mereka. Anak istri pria yang telah mati itu pun kemudian dibunuh lalu mayatnya dilemparkan ke kumpulan mayat-mayat lain yang telah dieksekusi. Tuduhan Parlemen Belanda yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara pelanggar HAM adalah tuduhan yang sangat menyakitkan, jika melihat kekejaman yang Belanda sendiri lakukan terhadap rakyat Indonesia di masa lalu. 

Monumen pembantaian Westerling
Monumen peringatan pembantaian rakyat Sulawesi oleh opsir Belanda bernama Westerling. Pembantaian rakyat Indonesia juga terjadi di Rawagede, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan lain-lain tempat di tanah air. Sebelum di bunuh, rakyat Indonesia disuruh duduk sambill mengangkat tangannya di atas untuk dipermalukan. Sebagian disiksa dengan cara memotong kakinya hingga lutut, dan kedua tangannya sampai benar-benar buntung. Tentu ini mereka lakukan di hadapan orang Indonesia lainnya, bahkan anggota keluarganya. Di Sulawesi Selatan, Westerling membantai rakyat Indonesia di sana lebih dari 40.000 jiwa. 

Kasus pembantaian Westerling kembali mencuat
Sang jagal, Raymond Westerling itu. 
"Kenapa anda tidak menembak Soekarno waktu kudeta dulu?” Kapten Westerling ditanya.
Apa jawabnya ?
Kapten yang pernah mengatakan  bahwa Soekarno adalah tokoh yang paling dibencinya, menjawab: “Orang Belanda itu perhitungan sekali. Satu peluru harganya 35 sen. Sedangkan harga Soekarno tak lebih dari 5 sen. Jadi rugi 30 sen. Kerugian yang tidak bisa dipertanggungjawabkan”.
Dengan kata lain, Westerling  ingin menghina Soekarno, bahwa pelurunya lebih mahal daripada nyawa Soekarno. 

Indonesia, seperti juga India dan China, adalah negara besar yang sama-sama korban penjajahan di masa lalu. Jika Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, China dan india pernah dijajah oleh Inggris. Bangsa dan negara Asia termasuk Indonesia juga punya potensi untuk maju, punya harga diri untuk berdiri sama tegak dengan negara-negara Barat seperti Belanda.   Kekuatan ekonomi Indonesia kini bahkan sudah mengalahkan Belanda di dunia, menjadi urutan ke-14 terbesar di dunia sementara Belanda di urutan ke-17. Tiga puluh tahun lagi, Indonesia bahkan bisa lebih besar daripada Inggris.  

Kesal dengan sikap plin-plan pemerintah Belanda, maka pemerintah Indonesia langsung secara tegas, resmi, pasti, dan secara eksplisit memutuskan untuk membatalkan rencana pembelian Tank Leopard bekas dari negeri kincir angin itu. Tank bekas Leopard Belanda ini sebenarnya murni tank bekas dalam arti tanpa upgrade, tanpa retrofit, barang apa adanya seperti itu, dengan teknologi masa lalu. Tank ini dulunya dibeli Belanda dari Jerman lewat program NATO untuk seluruh negara anggota untuk menghadapi perang dingin dengan Uni Sovyet.

Segera, Indonesia mengalihkan radar pembelian ke produsennya langsung di Jerman, Rheinmettal, dan ini ternyata lebih menguntungkan Indonesia. Keuntungan itu adalah : 
  1. Harga Tank lebih kompetitif. Menhankam semula mengira hanya akan mendapatkan 44 Tank saja jika harganya sama dengan yang dari Belanda, dan ternyata dengan jumlah dana yang sama Indonesia bahkan memperoleh 160 Tank !
  2. Tank MBT Leopard berjumlah 100 buah, dengan speksifikasi yang lebih canggih karena telah di-upgrade hingga teknologi paling maju. Sementara Tank Leopard Belanda masih menggunakan teknologi kuno tahun 1960-an, yakni teknologi ketika perang dingin.
  3. Jerman, seperti yang selama ini bisa kita lihat, jauh lebih kooperatif dan terbuka karena hubungan baik yang terbina selama ini antara Indonesia-Jerman, sampai-sampai mereka mengembangkan Harimau Sumatera dan Jawa dikawinkan dengan Harimau Jerman di kebon binatang di Jerman. Anak-anak harimau blesteran Indonesia-Jerman ini kini berkembang biak di Jerman sebagai simbol hubungan dekat Jerman-Indonesia. Jerman juga negara yang paling banyak melakukan transfer teknologi canggih ke Indonesia seperti pembuatan pesawat di PT DI, pembuatan satelit LAPAN, dan lain-lain yang hasilnya nyata. Pembelian Tank Leopard ke Jerman, seperti halnya pembelian Kapal perang dari negara itu, akan mempererat hubungan antara kedua negara sahabat ini.

Di daratan Eropa Barat, Jerman adalah negara yang tidak memiliki track record buruk sebagai penjajah di dunia. Jerman, dalam sejarahnya, tidak seperti Inggris atau Perancis atau juga Belanda dan Spanyol, tidak pernah menjajah negara-negara lain di dunia baik itu di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan yang lainnya. Jerman juga negara besar di Eropa Barat yang pemerintahnya lebih toleran terhadap kaum minoritas muslim di sana, tidak seperti Perancis yang sekuler agresif melarang jilbab.   

SBY bertemu langsung dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjelaskan posisi Indonesia terkait penolakan unsur di Belanda. 

Jerman, negara yang saat Perang Dunia II menjadi musuh Belanda, mampu memahami sikap Indonesia dan untuk itu mereka mendukung penuh rencana itu. Ketika bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel, SBY menjelaskan posisi Indonesia yang tidak mau ada persyaratan politik dalam pengadaan alutsista. Sebab, Indonesia membeli alutsista dengan uang sendiri, tidak pada tempatnya diributkan oleh negara penjual.

"Waktu bertemu Kanselir Merkel, saya jelaskan posisi indonesia. Jangan ada anasir-anasir di negara mana pun. Indonesia punya posisi," ujar Presiden.

Menurut SBY, Indonesia ingin mandiri dan tidak tergantung negara lain. Yakni, tak pernah beli alutsista kalau ada persyaratan politik. "Di negara mana pun selalu ada pro dan kontra. Yang penting konsep kami jelas, posisi kami jernih, rencana kami jelas, untuk kepentingan pertahanan," kata Yudhoyono.

Angela Merkel selanjutnya menegaskan bahwa Indonesia bukan negara pelanggar HAM, dan paham bahwa dalam sejarah negeri ini tidak pernah menggunakan Tank maupun pesawat tempur untuk operasi-operasi baik di Papua maupun di Nanggroe Aceh Darussalam. 

Kanselir Jerman ini pun segera menyetujui penjualan Tank Leopard yang telah di-upgrade, diretrofit, dan disesuaikan spesifikasinya sesuai dengan permintaan dari Indonesia dengan teknologi yang lebih canggih ke pemerintah RI. Merkel juga menegaskan, "tidak ada satu negara pun bisa mendikte Jerman untuk menjual atau tidak menjual peralatan tempur ke negara lain termasuk ke Indonesia."

Demikian penegasan Angela Merkel, terkait pertanyaan tentang pengaruh penolakan Belanda terhadap keputusan Jerman di Uni Eropa, soal penjualan Tank Leopard ke Indonesia.

Akhirnya Indonesia resmi membeli Tank Berat Leopard dan Tank medium Merder dari Jerman sebanyak 160 buah. 

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan dalam waktu dekat pesanan Tank Leopard dari Jerman akan datang. Tank tersebut sudah dimodifikasi dan nantinya akan berlabel ‘Leopard RI’. 

“Leopard itu sudah dimodifikasi dan itu akan terpakai untuk daerah tropis. Karena itu namanya Leopard RI karena sudah di adjusted yang bisa dipakai didaerah tropis,” katanya, Selasa (21/5). 

"Tadinya, pemerintah hanya akan mendapatkan 44 Tank Leopard. Tetapi, ia merasa cukup beruntung karena dengan anggaran 44 tank baru, Indonesia justru bisa mendapatkan sekitar 160 Tank Leopard. “Tadinya, dengan uang yang sama, kita hitung hanya dapat 44 brand new (tank). Tapi dengan uang yang sama kita bisa mendapatkan 100 main battle tank terus kita dapat lagi sekitar 50 medium battle tank,” katanya. 

Ia menegaskan alutsista tersebut sudah cocok dengan kondisi NKRI. Menurutnya, hal tersebut justru lebih menguntungkan. 

Untuk diketahui, hal yang sama juga pernah terjadi pada saat pembelian pesawat F16 dari Amerika Serikat. Indonesia pada awalnya akan membeli pesawat baru sebanyak enam pesawat. Tapi dengan F-16 yang tidak baru, namun masih bisa digunakan dan dimodifikasi, Indonesia bisa mendapatkan lebih dari enam unit. 

Pembelian alutisista ini, baru awal modernisasi alat-alat perang ABRI. Maksudnya, tidak ada batas seberapa besar kekuatan pokok minimal itu dan sampai kapan. Artinya juga, Jika kita sudah mengakuisisi Tank Leopard sebanyak 160 unit sekalipun, kisah masih akan berlanjut terus : Indonesia akan merakit sendiri Tank sebanyak 500 unit atau 1.000 unit. Bisa saja. Atau menjualnya untuk negara lain. Judulnya tetap sama : untuk memenuhi 'kekuatan pokok minimal', MEF (Minimum Essential Forces).

Dan jika kita sudah melahirkan Tank light dan medium oleh tangan-tangan kita sendiri, maka MBT adalah target berikutnya. Dan babak baru pun akan dimulai : kita bukan hanya mau merakit, tapi juga menghasilkan sendiri mesin-mesin presisi untuk pemenuhan kebutuhan mesin tank-tank itu sehingga tidak perlu import. Bahkan mesin-mesin raksasa untuk kapal induk yang diproduksi oleh PT PAL, mesin-mesin kereta cepat yang diproduksi oleh PT INKA, dan lain-lain. Kita tidak akan pernah bisa menyangka apa yang bisa dicapai oleh bangsa kita ini, dengan potensi besarnya, sehingga kita sendiri pun akan terperanjat : ternyata kita mampu melakukan apa yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Lebih dari bayangan orang-orang Belanda yang enam puluh lima tahun yang lalu menganggap bangsa pribumi ini hanya kumpulan monyet bermuka hitam yang hanya pantas untuk diludahi. 

Kita bukan monyet, kita adalah manusia yang sama derajatnya dengan bangsa lain di dunia. Kita juga bisa menjadi hebat, lebih hebat dari Meneer The Dutch yang tak paham apa artinya harga diri sebuah bangsa yang pernah ditindas selama berabad-abad. Seperti kata Bung Tomo, saat Jenderal Inggris bernama Mallaby dengan arogan menghina rakyat Jawa Timur agar seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia menyerahkan diri dan memberikan senjatanya tanpa kecuali ke markas Inggris di Surabaya; Bung Tomo berkata, "Kita sanggup mempertaruhkan nyawa, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di bawah telapak kaki penjajah". 

Jenderal Inggris itu pun tewas di tangan pemuda-pemuda Surabaya bersama mulut besarnya. Pada hari itu, 10 November 1949, pimpinan tertinggi tentara Inggris itu ditemukan sudah jadi mayat, terdiam untuk selama-lamanya. Inggris segera sadar, mereka sedang berhadapan dengan Macan. Belanda, yang ketika itu membonceng tentara Inggris, lari ketakutan. Sang Macan memenangkan pertarungan dengan mengalahkan dua negara sekaligus : Inggris dan Belanda. Mereka lalu pergi, Agresi militer II pun usai. Demikianlah sejarah mencatat.  

Dapat uang melalui internet

Kapal Induk dan Pesawat Nir Awak X-47B: Indonesia Akan Mampu Membuat Sendiri Nanti.


Pesawat tempur nir awak X-47B lepas landas dari Kapal Induk dalam percobaan beberapa waktu lalu
Keberhasilan Angkatan Laut AS dalam uji coba lepas landas pesawat tempur tanpa awak X-47B dari kapal induk beberapa waktu lalu adalah awal baru dimulainya sistem pertahanan AL di dunia. Keberhasilan itu merupakan kemajuan tidak saja bagi AS, namun juga mampu memberi inspirasi untuk membangun peralatan tempur yang sama bagi negara-negara lain seperti Rusia dan Cina. Tak terkecuali, sang macan yang baru tumbuh di Asia : Indonesia. 

Jangan dulu memandang rendah negara kita ini dengan segala macam kemampuannya untuk sejajar dengan negara-negara maju. Indonesia adalah anak macan, bukan anak ayam yang baru tumbuh. 

Enam puluh delapan tahun yang lalu, Indonesia baru merdeka dan kita hanya memiliki satu atau dua teknolog yang belum bisa membuat alat tempur apapun. Belanda melarang kaum pribumi untuk sekolah walau hanya di tingkat SD sekalipun kecuali mereka yang anak raja atau Bupati atau keturunan Timur asing seperti orang-orang Cina. Para warga pribumi tidak diberi kesempatan untuk sekolah, dibiarkan buta huruf, hidup dalam kemelaratan dan keterbelakangan. Tahun 1945, hampir 99,99 % warga pribumi Indonesia tidak mampu membeli sekilo beras atau sehelai baju. Mereka makan gaplek (singkong yang dikeringkan) setiap hari dan memakai baju dari bahan karung goni yang penuh dengan kutu. Kebodohan dan kemiskinan ada di mana-mana, mulai dari Aceh hingga Merauke, akibat dari penjajahan dan penindasan yang sangat lama.

Makan nasi adalah kemewahan saat itu, dan makan sebutir telur adalah hal yang hampir-hampir tidak mungkin. Kemiskinan melanda nusantara di mana-mana akibat penjajahan. Sedangkan orang Indonesia keturunan Tionghoa memperoleh keistimewaan yang tidak didapat oleh kaum pribumi, yakni mereka punya akses sekolah sampai perguruan tinggi, makan enak bergizi, diperbolehkan memiliki usaha sendiri dan bahkan menjabat beberapa posisi pemerintahan di tingkat atas. Ini adalah politik Belanda untuk memecah belah Indonesia dengan politik busuk mereka, devide et impera : pecah belah mereka niscaya mereka akan lemah. Itulah sebabnya para keturunan Tionghoa memiliki kemajuan ekonomi yang lebih dibandingkan kaum pribumi, karena perbedaan akses baik di bidang pendidikan, ekonomi, maupun kekuasaan telah tertinggal selama 350 tahun lebih.

Selama 350 tahun orang-orang pribumi Indonesia hidup dibawah telapak kaki Belanda, diinjak-injak, dipandang tak lebih dari orang-orang bermuka hitam yang hanya pantas untuk diludahi, diperlakukan sebagai warga kelas 3 (warga kelas 1 adalah orang-orang kulit putih, warga kelas 2 adalah keturunan  timur asing seperti orang-orang Cina) dibuat miskin dan bodoh. Secara mental, kita telah dirusak : dikondisikan sedemikian rupa sehingga hidup dalam suasana inferior, tidak memiliki kepercayaan diri, merasa tak mampu dan dibiarkan secara sengaja hidup terbelakang.
Beberapa pemuda Indonesia yang kurus kurang gizi, tak bersenjata, ditodong
senjata oleh serdadu Belanda yang gemuk-gemuk. Perampok (penjajah adalah
perampok) lebih gemuk dari pada yang dirampok. Serdadu Belanda itu berpose
sambil tersenyum di atas raut wajah getir para pemuda pribumi yang mereka
tangkap sebelum akhirnya dibunuh dengan kejam. Ini adalah foto bernada
penghinaan terhadap rakyat Indonesia, arogan, rasialis, dan sangat menjijikkan.
Tentu saja foto ini mereka buat secara sengaja dengan pesan implisit : "lihatlah
monyet-monyet bodoh ini meletakkan tangannya di atas kepala di antara malaikat
kulit putih Eropa yang gagah'. Betapa rendah moral serdadu penjajah itu. Tidak
di Indonesia, di Irak, di Afganistan, di mana-mana tabiat penjajah selalu sama : bengis,
kejam, dan tak tahu malu. Enam puluh lima tahun berlalu, saat ini skala ekonomi
Indonesia mengalahkan Belanda sejak tiga tahun yang lalu. Jika mereka datang ke
sini lagi dengan kapal perang, detik ini juga Indonesia sanggup melumat The Dutch
sampai menjadi bubur.

Tentu saja mental inlander ini tidak mudah hilang begitu saja, sementara kita menyaksikan mereka yang lebih dulu mulai, melesat jauh di depan. Orang-orang pribumi mulai menunjukkan kemampuannya sedikit demi sedikit setelah kesempatan itu datang. Lahirlah pengusaha-penguasaha baik kecil, sedang, maupun besar dari kalangan pribumi untuk mengejar saudara-saudara mereka keturunan Tionghoa yang telah 'mencuri start', di-anak-emaskan Belanda selama 350 tahun lebih dulu.

Kita tidak hendak membenci orang-orang Indonesia keturunan Tionghoa, namun sejarah masa lalu hendaknya dipahami bahwa warga Indonesia pribumi perlu proteksi sampai mereka menjadi sejajar dengan warga lainnya karena 'start' nya pun tidak sama. Penulis setuju dengan cara Malaysia dalam memberi kesempatan kaum pribumi tumbuh lebih kuat lebih dulu, baru dibiarkan untuk berkompetisi secara adil. 

Secara logika, jika dalam perlombaan marathon Jakarta-Surabaya kaum pribumi harus mulai dengan berlari di atas dua kaki sendiri dari Lebak Bulus sementara kaum Tionghoa sudah mencuri start dari Solo dan mereka diperbolehkan naik motor, apakah perlombaan itu adil ? 
Tidakkah lebih adil jika kaum pribumi diberi fasilitas lebih dahulu untuk mengejar ketertinggalannya hingga ke Solo, baru mereka sama-sama berlari dari start yang sama dan dengan cara yang sama pula menuju garis finish di Surabaya ? 
  


Baiklah, kita kembali ke pembahasan kita. 
Enam puluh delapan tahun adalah usia yang masih sangat muda untuk sebuah negara. Tahun 1945 kita hanya punya segelintir insinyur yang hanya tahu cara kerja mesin uap. Namun empat puluh tahun kemudian, siapa sangka, kita mampu membuat peswat dan kapal perang sendiri. Kita juga bisa membuat roket dan satelit sendiri. 

Jika AS mampu melepas landaskan pesawat nir awak X-47B dari kapal induk mereka setelah 250 tahun lebih dulu merdeka, maka, 250 tahun dari sekarang, percayakah Anda, Indonesia tidak akan mampu membuat peralatan yang sama ? 

Saya kira tidak, kita tidak butuh waktu 250 tahun lagi untuk mampu membuat hal yang sama. Kita, mungkin saja, hanya butuh waktu kurang dari 70 tahun untuk mencapainya. Bahkan bisa lebih cepat lagi.

Pesawat nir awak X-47B ini lepas landas dari kapal induk setelah dilepas dengan ketapel dari dek kapal induk pada hari Selasa, minggu lalu. Pesawat, yang merupakan Unmanned Combat Aerials System (UCAS), terbang dari dek kapal induk USS George H.W. Bush, lalu melakukan pendaratan di dek kapal induk itu lagi dan lepas landas lagi secara berulangkali sebelum akhirnya terbang ke pangkalan terdekat di daratan. 

X-47B adalah pesawat demonstrator, pesawat nir awak modern pertama dengan sayap-tetap (fixed-wing), sebelum akhirnya dibuat pesawat yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat secara penuh di kapal induk. 

Ke depan, X-47B diharapkan akan mampu berperan sebagai jet tempur otonom (Unmanned Carrier Launched Airborne Surveillance and Strike system, or UCLASS) untuk angkatan laut AS. Aspek yang perlu dibenahi adalah tingkat keakurasian dari GPS dan teknologi navigasi baik di pesawat nir awak itu sendiri maupun di kapal induknya. Hal tersulit adalah melakukan kalibrasi teknologi GPS hingga ke tingkat ketelitian sampai sekecil-kecilnya dari sistem kendali di peswat induk dan di pesawat itu sendiri. Perhatikan video di bawah ini.



Di dalam video di atas terlihat bahwa pesawat X-47B sempat dua kali terbang melintasi kapal untuk mendekati landasan sebelum akhirnya dua kali menyentuh landasan dek dan melaluinya.  Pendekatan pendaratan adalah hal yang tersulit.  Mendekati landasan yang amat pendek di atas kapal induk, melaluinya, dan lepas landas lagi saat gagal berhenti mendarat. Seperti pilot sedang melakukan latihan pendaratan. Di atas geladak kapal induk, manuver sangat signifikan menentukan, lepas landas secara cepat, jika mereka gagal menyentuh kabel penahan di dek kapal induk saat mendarat.  

Dua kali penerbangan di atas kapal bukan sekedar untuk pertunjukan, melainkan bagian penting dan menarik dari video tersebut tentang upaya pendekatan pendaratan secara benar. Dalam dua kali percobaan mendekati dek di mana X-47B tidak menyentuh landasan, pada dasarnya adalah latihan bagi staf sinyal pendaratan (Landing Signal Officer) dalam penerbangan di atas dek dan bagi pesawat itu sendiri dalam memutuskan pendaratan aman/belum. Ini bisa terjadi lantaran dek terlihat belum aman (seseorang atau kendaraan sedang ada di atas area landing, misalnya) atau karena komputer yang ada pada pesawat nir awak X-47B masih mendeteksi sesuatu yang belum beres  di jalur pesawat atau sudut pendekatan dan kecepatan yang belum pas.

Dengan kata lain, dua kali penerbangan adalah test kemampuan bagi kapal induk dan pesawat itu sendiri dalam berbagi data yang super cepat itu dalam sistem secara keseluruhan. 

Momen-momen sentuhan antara pesawat dan kapal serta tinggal landasnya UAV menunjukkan sistem telah bekerja secara spektakuler, meletakkan X-47B di atas dek dan kemudian mengirimkan kembali terbang ke atas udara hingga manuver selesai. Pihak AL masih perlu mensertifikasi kapabilitas pendaratan dalam simulator yang identik datanya (terrestrial carrier simulator) dengan percobaan tersebut di stasiun terdekat,  Markas Angkatan Laut Patuxent River di Maryland’s Chesapeake Bay. Masih banyak hal yang harus disempurnakan agar pesawat itu mampu menjalankan misinya sebagaimana yang dikehendaki. 

Ke depan, perkiraan saya, pertarungan antar drone antara satu negara dengan negara lainnya bukan pada saling tembak antara satu UAV dengan UAV lainnya, melainkan antar programmer di depan monitor dengan programmer musuh di monitor komputer lainnya seperti layaknya permainan Games Online. Mengapa ?

Semenjak kejadian penyusupan virus komputer di dalam 'otak' drone milik AS beberapa waktu yang lalu, membuat orang berpikir : drone bisa direbut kendalinya oleh musuh dengan menggunakan malware canggih. Jadi ketika Indonesia misalnya, bisa merebut kendali atas drone-drone AS dengan memperdayakan progrtammer handal kita, maka para pengendali kita akan mampu megarahkan drone AS itu untuk menembaki kapal mereka sendiri. 

Bagaimana dengan Indonesia ?

Seperti yang penulis katakan di atas, Indonesia punya potensi untuk maju. Beberapa teknologi yang harus dikuasai Indonesia agar bisa membuat kapal induk setara dengan kapal induk George HW Bush dan pesawat nir awak secanggih X-47B adalah :

1. Pengembangan galangan kapal PT PAL dan kapasitas pabrik untuk membuat kapal yang lebih besar, sekelas kapal induk. Ini berarti PT PAL harus memperbaiki manajemen agar lebih efektif dan efisien secara keseluruhan, memperkuat R & D dan memperluas pasar untuk meningkatkan order proyek di luar proyek dari Dephankam.

2. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi software untuk Sistem informasi seperti programmer, ahli-ahli semikonduktor, dan penerbangan.

3. Meningkatkan kemampuan peneliti dan ahli di bidang satelit dan radar.

4. Meningkatkan kemampuan PT DI agar bisa mengembangkan teknologi pesawat nir awak bersama dengan BPPT.

5. Secara keseluruhan, pemerintah harus memperbaiki manajemen perusahaan BUMN di bawah BPIS agar bisa berlari lebih cepat dan tanggap pada perubahan dan perkembangan teknologi di luar negeri.

6. Dan yang terakhir, satu hal musuh terbesar kemajaun yang harus dibantai habis-habisan : korupsi ! Korupsi adalah musuh utama Indonesia, bukan Malaysia,  Philipina, Thailand dan semacamnya. Jangan dikira korupsi itu murni karena orang-orang Indonesia saja. Korupsi terjadi karena lobby-lobby agen CIA untuk meng-goal-kan UU Migas, USAID yang menggelontorkan dana milyaran dollar untuk membantu mendanai penyusunan UU Migas dan mineral lewat kamuflase pelatihan orang-orang ESDM dan stake holder yang lain.  

Ini analog dengan pengembangan mobil listrik nasional. Saat Bosch, perusahaan asal Jerman mengatakan bahwa Indonesia masih butuh 20 tahun lagi untuk bisa mengembangkan mobil listrik yang siap dipasarkan.

Dahlan Iskan dan Kemenristek tidak percaya ucapan orang-orang Bosch itu, dan tidak mau tahu omongan orang asing yang melemahkan. Pak Dahlan dan Kemenristek jalan saja, "just do it", kerjakan saja .... maka terwujudlah dalam waktu kurang dari 1 tahun bus listrik Elvina untuk melayani trayek umum di Yogyakarta. Sekali lagi penulis ulangi, kurang dari 1 tahun ! Bus ini akan dijadikan kendaraan umum untuk melayanai masyarakat Yogya yang bergerak dalam satu jalur antara dua titik, sambil terus dibenahi kekuarangannya, dan disempurnakan dari waktu ke waktu sebelum akhirnya siap untuk diproduksi secara besar-besaran.

Ya, begitulah seharusnya kita bekerja. Just Do it ! Tidak usah pedulikan kritikan dan omongan orang asing yang menyurutkan langkah kita, men-demotivasi diri kita, dan hendaknya kita selalu optimis. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar dengan lebih dahulu memperbaiki mental buruk mudah menyerah, pesimis, dan melemahkan diri sendiri. Cukup sudah kita diinjak-injak oleh Belanda selama berabad-abad, dan kita coba menatap ke depan bahwa kita mampu menjadi bangsa yang kuat dan hebat. Penguasaan teknologi maju bukan hak eksklusif bangsa kulit putih semata, melainkan hak semua bangsa di dunia tanpa kecuali, termasuk bangsa Indonesia.

Beginilah cara serdadu Belanda melakukan interogasi. Mereka memukul sekeras-kerasnya kepala pemuda Indonesia dengan popor senjata jika tidak memberi keterangan sebagaimana yang mereka harapkan. Pemuda yang lain dibiarkan menyaksikan dengan kepala sendiri, penyiksaan atas temannya ini, agar bisa melihat bahwa mereka (pemuda indonesia) bisa mengalami nasib yang sama dengan temannya itu jika tidak 'bekerja sama'. Di masa generasi sekarang, Belanda menganggap negara mereka lebih suci dari Indonesia karena mereka sendiri (orang-orang Belanda di masa kini) merasa lebih bermoral, lebih humanis, dan lebih menghormati HAM ketimbang bangsa kita. Mereka dengan sangat cepat melupakan dosa-dosa masa lalu dan tak pernah minta maaf secara resmi pada Indonesia.