Sunday, January 27, 2013

PTDI targetkan produksi N-219 mulai 2017


Pengunjung melihat maket Pesawat N-219 yang tengah dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat Pameran Hari Ulang Tahun BPPT di Jakarta, Rabu (12/9). (FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan)

PTDI targetkan produksi N-219 mulai 2017


Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan produksi pesawat perintis N-219 secara massal pada 2017.

"Proyek N-219 telah dirintis sejak 2004, namun terkendala krisis sehingga tertunda pada tahapan desain dan uji materil. Namun harapan memproduksi pesawat itu kini kembali terbuka dan sudah ada yang siap menggunakan pesawat itu," kata Ketua Tim Komunikasi PT Dirgantara Indonesia Sonny Saleh Ibrahim di Bandung, Selasa.

Menurut Sonny, pesawat N-219 tersebut akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pesawat perintis untuk dioperasikan di wilayah Timur. Pesawat yang digerakan dengan baling-baling atau propeler itu cocok untuk menerbangi kawasan bergunung-gunung dan bercelah seperti di Papua.

Ia menyebutkan, salah satu maskapai penerbangan telah menandatangani "letter of interest" untuk membeli 20 pesawat jenis tersebut yang kemudian akan dioperasikan di wilayah Indonesia Timur.

"Pasarnya fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pengembangannya akan dilakukan 2013-2017. Bila telah ada lisensi terbang maka siap diproduksi massal," katanya.

Untuk merealisasikan proyek N-219, PT Dirgantara Indonesia akan menginvestasikan senilai 16 juta dolar AS. Angka itu masih jauh dari mencukupi, namun akan menjadi langkah awal yang positif bagi pengembangan pesawat kecil itu. 

"Investasinya tidak langsung, namun menyisihkan dari laba yang diperoleh perusahaan. Butuh dana besar untuk bisa memproduksi pesawat itu namun kita akan coba dengan skema yang akan kita tempuh nanti," kata Sonny.

Selain akan mengembangkan proyek N-219, PTDI saat ini fokus untuk menyelesaikan pesawat pesanan antara lain CN-235/MPA pesanan TNI AL, kemudian pesawat pesanan TNI-AU termasuk pesawat varian baru N-259 dimana PTDI menjadi pemegang lisensi pemasara di Asia Pasific.

"PTDI melakukan revitalisasi mesin produksi diharapkan bisa meningkatkan produktifitas, dan itu pasti berdampak positif pada kinerja PTDI ke depan," katanya.

Terkait kinerja kontrak PTDI pada 2012 menurut Sonny mencapai Rp8,2 triliun dan ia optimis pada akhir tahun bisa menembus angka Rp9,5 triliun. Kontrak itu antara lain untuk perawatan pesawat, pembuatan komponen, pembuatan pesawat serta lainnya.

Airbus pindahkan produksi C295 ke Bandung

Pesawat C 295 mendarat dengan mulus di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (4/10). Kedatangan Pesawat C 295 di Lanud Halim Perdana Kusuma dalam rangka latihan terbang dan Terjun Payung serta kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military dalam memproduksi pesawat angkut C-295 mulai tahun ini dengan kapasitas 12 unit setahun. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/pd/11.)
Airbus pindahkan produksi C295 ke Bandung

Senin, 3 Desember 2012 19:14 WIB | 5652 Views

Bandung, 28/11 (ANTARA) - Airbus Military tengah dalam proses memindahkan aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.

"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI kepada media di kantornya, di Bandung, Rabu.

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center)untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasidi di tubuh PTDI, kata Windu.

Proses pembangunan "delivery center", kata Windu, disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295, yang pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya, khususnya untuk pesawat ke tiga hingga ke tujuh pesanan TNI AU dari sembilan pesawat yang dipesannya, dengan dua sudah diserahkan ke TNI-AU bulan lalu.

Windu menjelaskan, Kementerian Pertahanan RI memutuskan pembelian sembilan CN295 pengganti pesawat-pesawat Fokker F-27 yang sudah dioperasikan TNI-AU sejak pertengahan 2970-an. Pengadaan CN295 untuk TNI-AU itu ditandatangani saat pameran kedirgantaraan Singapore Airshow, Februari 2012.

PTDI dan Airbus Military memiliki sejarah kerja sama panjang di berbagai bidang industri penerbangan sejak tahun 1976.

Dalam kurun waktu tersebut, PTDI telah memproduksi 102 unit NC212-200, 10 unit NC212-400, 60 unit CN235 dalam berbagai varian dan misi, 200 unit CN235 sharing component untuk Airbus Military, 2 unit CN295, dan 88 unit C295 sharing component untuk Airbus Military.

Sebagai mitra, PTDI dan Airbus Military akan terus terlibat bersama dalam berbagai hal, diantaranya dalam pendistribusian teknologi dan pengetahuan seputar area manufaktur, manajemen proyek, teknologi informatika dan pengembangan komersil, yang tentunya akan menguntungkan ke dua belah pihak.

Terkait dengan proyek bersama itu, pesawat CN295 pertamakali diluncurkan oleh Airbus Military pada tahun 1996. Pesawat ini merupakan versi pengembangan dari CN235 yang sudah populer, dengan menawarkan kapasitas dan jangkauan lebih besar. Keduanya telah menjadi pesawat terlaris dalam segmen pasar masing-masing.

CN295 memiliki tingkat keandalan dan dukungan operasional tinggi seperti CN235, dan terbukti di medan pertempuran dan sukses dalam misi berkondisi panas, padang pasir, maritim serta kondisi dingin/es.

Pesawat ini dilengkapi "highly integrated avionics system (HIAS), sistem avionik terpadu modern berdasarkan Thales Topdeck Avionics.

Konsep arsitektur pesawat yang fleksibel dan penggunaan peralatan sipil/militer teknologi ganda memastikan kesuksesan misi taktis, potensi pertumbuhan untuk peralatan di masa depan, serta kesesuaian dengan lingkungan dirgantara sipil dewasa ini.

Ciri lain CN295 adalah avionik kokpit kaca pesawat terdiri dari empat matriks liquid crystal display berukuran besar (6x8 inci), kompatibel dengan kacamata malam hari. Sistem avioniknya terintegrasi dengan layar multifungsi untuk memperbaiki kesadaran situasional bagi pilot serta mengurangi beban kerja pilot dan meningkatkan efektivitas misi.

Pesawat ini juga memiliki alat perlindungan diri di lingkungan berbahaya seperti Irak dan Afghanistan, berupa pelindung kokpit, perangkat untuk mendeteksi radar (RWR), misil (MAWS) dan laser (LWS) serta memberitahukannya pada pilot, serta penglepas bunga api (flare dispenser).

CN295 juga mempunyai pilihan kapabilitas mengisi bahan bakar di tengah penerbangan. Pesawat CN295 memberikan tingkat multifungsi dan fleksibilitas yang luas, memenuhi kebutuhan kinerja dengan biaya rendah, dari lapangan udara yang kecil dan tidak beraspal, dengan layanan dukungan sepanjang usia pesawat.

CN295 pesawat segala misi, transportasi personel dan kargo hingga evakuasi, komunikasi dan logistik, ataupun kapabilitas air-dropping tersertifikasi. Semua ini dijalankan dengan waktu pengubahan konfigurasi tercepat, sehingga menurunkan risiko ketika beroperasi di lingkungan berbahaya.



PTDI-Airbus military perkuat kemitraan bisnis

Rabu, 19 Desember 2012 13:19 WIB | 1587 Views
Pesawat NC 212-200



Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) semakin memperkuat kemitraan bisnis dengan Airbus Military melalui berbagai program produksi bersama yang tercakup dalam perjanjian jangka panjang di antara kedua perusahaan.

"Kami bertekad semakin memperkuat kemitraan bisnis dengan Airbus Military. Kemitraan itu terkait pada produksi bersama pesawat-pesawat C212-400 dan C295," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI untuk Kendali Mutu/Asisten Dirut untuk Komunikasi Perusahaan, di Bandung, Rabu.

Berbicara kepada media dalam penjelasan evaluasi perusahaan akhir tahun, Sonny mengatakan PTDI dan Airbus Military telah menandatangani kesepakatan bersama meluncurkan Airbus Military C212-400 versi upgrade sebagai tindak lanjut perjanjian jangka panjang.

Pesawat itu selanjutnya dinamai NC212 dan akan ditawarkan kepada pelanggan sipil serta militer, dilengkapi dengan avionik digital dan sistem autopilot terkini.

Interiornya terbaru dan bisa membawa sampai dengan 28 penumpang, versi saat ini 25 penumpang sehingga efisiensi biaya naik secara berarti.

Semua pesawat upgrade tersebut akan menempatkan NC212 ini pada posisi tawar yang sangat kompetitif di segmen pasar pesawat kecil dan medium. Pesawat ini akan disertifikasi oleh EASA dan FAA sesuai dengan FAR 25.

Kesepakatan kerja sama dalam pengembangan,manufacturing, komersialisasi dan dukungan pelanggan ini untuk memenangkan kompetisi memenuhi kebutuhan pasar di segmen pesawat kecil, baik untuk sipil, militer dan kargo, pada dekade berikut.

Sonny menjelaskan potensi pasar pada segmen ini diperkirakan akan mencapai sekitar 400-450 pesawat dalam sepuluh tahun kedepan. Final Assembly Line sedang disiapkan di fasilitas PTDI di Bandung.

NC212 upgrade ini hasil langsung kedua dari Perjanjian Kemitraan (t4eaming agreement) PTDI-Airbus Military, proyek kerja sama ini tetap menjadi bagian dari proses revitalisasi PTDI melalui suatu perjanjian kerja sama baru dalam NC212 upgrade dan pengembangan usahanya.

Juga, ada kontrak untuk sembilan CN295 dari Kementerian Pertahanan RI kepada PTDI pada awal tahun dan paket-paket kerja sama antara PTDI dan Airbus Military berkaitan dengan C295 adalah hasil langsung pertama dari `Teaming Agreement` itu, di dalamnya rencana pembangunan CN295 Delivery Center, CN295 Final Assembly Line, dan pendirian Pusat Pelayanan CN295 di Bandung.

Sejak Oktober 2011, dua perusahaan ini telah menempatkan tim-tim kerja bersama di fasilitas PTDI di Bandung, di mana personel Airbus Military bekerja di dalam lokasi kerja PTDI.

Tim ini bekerja dalam lingkup industrial dan komersial yang fokus pada penciptaan bisnis baru bagi kedua perusahaan dalam memajukan kemampuan produksi, proses rekayasa, teknologi informasi, dan transfer pengetahuan dalam rangka mendorong PTDI menjadi industri pesawat terbang kecil dan medium terkemuka di Asia dan Pasifik.


PTDI dan Airbus kolaborasi kembangkan pesawat NC212

Kamis, 8 November 2012 16:50 WIB | 3294 Views.
Pesawat NC 212


Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Airbus Military mengembangkan kerja sama produksi pesawat militer Casa 212 (C212) dengan membuat versiupgrade yang dinamai NC212.

Kesepakatan kedua belah pihak tersebut dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman pada acara pameran Indo Defence 2012 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Kamis.

"Selama ini PTDI hanya membeli lisensi dari Airbus Military, maka kemudian muncul ide untuk mengubah status dari pemberi-penerima lisensi menjadi rekan bisnis bersama," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso.

Porsi kerja sama tersebut dibagi dua rata antara PTDI dan Airbus Military, baik dalam hal produksi, pemasaran maupun keuntungan.

Pesawat NC212 akan memiliki sistem navigasi dan interior yang baru. Dengan dilengkapi interior sipil yang baru, NC212 akan mampu menampung lebih banyak penumpang yaitu 28 orang, sementara pendahulunya mampu memuat 25 orang.

Seluruh pengerjaan produksi pesawat NC212 akan dilakukan di pabrik PTDI Bandung, sedangkan penjualannya dilaksanakan oleh kedua belah pihak, Bandung dan Spanyol.

"Kalau untuk pasar yang dekat dengan Indonesia, misalnya kawasan Asia Tenggara, maka PTDI yang akan melayani. Demikian juga kalau pembelinya lebih dekat dengan kawasan Amerika dan Eropa, maka Airbus Military yang menjual," jelas Budi.

Sejak setahun terakhir, kedua perusahaan manufaktur pesawat tersebut telah menempatkan tim kerja sama di pabrik PTDI.

Sejumlah karyawan Airbus Military bekerja di lokasi kerja PTDI, dalam lingkup industrial dan komersial.

Sementaraa itu, Senior Wakil Presiden Komersil Airbus Military untuk kawasan Asia, Ignacio Alonso, mengatakan kerja sama tersebut dilakukan karena tuntutan pelanggan yang semakin tinggi.

"Karena pangsa pasar kami yang semakin luas serta adanya keinginan para pelanggan, maka kami memutuskan untuk membuat kerja sama perdana dengan mengembangkan NC212 ini," kata Alonso.

Airbus Military adalah satu-satunya produsen pesawat militer dan sipil yang membuat, mengembangkan dan menjual rangkaian pesawat komprehensif dan berkapasitas muatan tiga hingga 4,5 ton.

Sebagai anak perusahaan Airbus, Airbus Military memproduksi produk pesawat militer, pesawat tanker, dan pesawat transportasi militer lain yang merupakan turunan dari pesawat angkut sipil Airbus.

Sejumlah produk pesawat militer Airbus Military adalah C295, CN235 dan C212.


Pesawat Cassa NC 212-200 milik BPPT. Pesawat yang digunakan telah dimodifikasi dari versi pesawat penumpang menjadi versi pesawat penyemai awan. Kedua versi ini telah mendapatkan sertifikat, sehingga tiap pesawat Cassa NC 212-200 BPPT telah memiliki 2 (dua) buah Certified of Airworthiness (C of A), yaitu C of A untuk pesawat penumpang (Passenger Version) dan C of A untuk pesawat penyemai awan (Rain Maker Version).

Mei, Pabrik Baterai Mobil Listrik Siap Produksi


Mei, Pabrik Baterai Mobil Listrik Siap Produksi
Menteri BUMN Dahlan Iskan. ANTARA/Fanny Octavianus

Mei, Pabrik Baterai Mobil Listrik Siap Produksi

TEMPO.COJakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, pada Mei mendatang, sudah ada pabrik baterai mobil listrik nasional yang siap produksi. Pabrik itu diperkirakan mampu memproduksi 20 unit baterai per hari.

"Tadi habis mengecek perkembangan persiapan mobil listrik dari segi baterai. Nipress melaporkan, bulan Mei sudah bisa produksi secara nasional," ujar Dahlan kepada wartawan di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2013.

Menurut Dahlan, pabrik baterai tersebut sudah hampir jadi dan telah menelan investasi senilai Rp 15 miliar.

Turut hadir dalam pertemuan itu, pencipta mobil listrik, seperti Dasep Ahmadi, perwakilan rumah modifikasi kupu-kupu malam, serta ahli mobil dan motor listrik nasional lainnya. Namun, Danet Suryatama, yang mencipta Tucuxi, tak hadir dalam pertemuan itu.

"Ke depan akan ditingkatkan produksi baterai litium itu. Sementara, produksinya 600 unit dulu karena kebutuhannya belum banyak," tutur Dahlan. Simak berita lain tentang proyek mobil listrik Dahlan Iskan.

FIONA PUTRI HAYSIM

Dahlan Jajal Monorail Buatan Bekasi


Menteri BUMN Dahlan Iskan saat meninjau pabrik monorail di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (26/1). Foto: ist


Dahlan Jajal Monorail Buatan Bekasi

Monorail dalam negeri lebih murah daripada impor.

ddd
Sabtu, 26 Januari 2013, 12:40Iwan Kurniawan

VIVAnews - Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengunjungi PT Melu Bangun Wiweka, pabrik pembuatan monorail di Bekasi. Harga monorail buatan Indonesia ini jauh lebih murah dari harga monorail buatan luar negeri.

Kepala Humas Kementerian BUMN, Faisal Halimi, yang ikut mendampingi Dahlan Iskan, menjelaskan Dahlan mencoba naik monorail di display rel yang telah disiapkan.
Monorail tersebut mampu mengangkut 125 penumpang per gerbong dan dapat membawa 6 gerbong dalam satu perjalanan. Monorail ini dapat melaju hingga 80 kilometer per jam.

"Beliau hanya ingin menghargai potensi kemampuan anak bangsa yang sudah mampu mengembangkan tehnologi canggih seperti itu dan mampu bersaing dengan monorail dari luar," kata Kepala Humas Kementerian BUMN, Faisal Halimi kepada VIVAnews, Sabtu 26 Januari 2013.

Pimpinan Melu Bangun Wiweka, Tris, menyampaikan kepada Dahlan, pabriknya mampu membuat monorail lebih murah. Jika sebuah monorail impor membutuhkan investasi Rp200 miliar per kilometernya, maka monorail buatan Bekasi ini hanya mengeluarkan investasi Rp75-150 miliar per kilometernya.

"Agar Indonesia bisa maju, orang-orang seperti beliau itu perlu diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpinya di negeri sendiri. Tahap pertama mungkin bisa juga menggandeng konsultan dari luar, yang penting mereka bisa mewujudkan keinginannya di negeri sendiri," kata Faisal mengulang ucapan Dahlan. (umi)
Sabtu, 26 Januari 2013 , 17:54:00

JAKARTA - Libur akhir pekan kali ini dimanfaatkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan untuk meninjau pabrik di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Salah satu yang dikunjungi Dahlan yaitu pabrik pembuat Monorail di Bekasi.

Tak hanya sekadar mengunjungi, menurut Kepala Bagian Humas BUMN Faisal Halimi, Dahlan juga sempat mencoba naik ke display rel. Monorail tersebut mampu mengangkut 125 penumpang per gerbong dan bisa membawa sekitar enam gerbong sekali jalan dengan kecepatan maksimal 80 Km/jam.

"Pak Dahlan termasuk kami, tadi mencoba naik ke jalan di display rel yang sudah disiapkan," ujar Faisal yang juga ikut dalam rombongan meninjau monorail Bekasi, Jawa Barat, pada JPNN, Sabtu (26/1).

Dikatakan Faisal bahwa kunjungan Dahlan ke Bekasi tak lain adalah karena Mantan Dirut PLN ini, ingin menghargai karya anak Bangsa. "Beliau (Dahlan) hanya ingin menghargai potensi anak bangsa, yang sudah mampu mengembangkan tekhnologi canggih seperti itu. Dan mampu bersaing dengan Monorail dari luar," papar Faisal menirukan apa yang disampaikan Dahlan.

Sedangkan menurut Tris, salah seorang Pimpinan Pabrik Monorail di Bekasi, mengungkapkan pada Dahlan jika di luar negeri untuk 1 Km di butuhkan sekitar Rp 200 miliar investasinya. "Tapi mereka (anak Bangsa-Red) malah untuk 1 Km nya mampu menghemat biaya dengan hanya dengan Rp 75 - 150 miliar saja," tutur Tris di tempat yang sama.

Sebelum meninggalkan lokasi, kata Faisal, Dahlan sempat menyambungkan pembicaraan via telephone dengan Dirut Adhi Karya Kiswodarmawan. Dalam pembicaraan tersebut, Dahlan meminta pihak Adhi Karya mau memberi peluang bagi anak Bangsa yang berpotensi untuk membuat Indonesia berbangga dengan hasil karya sendiri.

"Untuk Indonesia bisa maju, orang-orang seperti beliau itu perlu diberi kesempatan. Untuk mewujudkan mimpinya di negeri sendiri. Tahap pertama mungkin bisa juga menggandeng konsultan dari luar. Yang penting mereka bisa mewujudkan keinginannya di negeri sendiri," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini pada Kiswodarmawan. (chi/jpnn)


2015 Monorail Bekasi-Cibubur siap beroperasi

Posted By seragampurnama On 09 Dec 2012. Under Layananserba - serbi  Tags:  

Satu lagi proyek mahakarya di Jakarta garapan PT. Adhi Karya Tbk ini sudah dalam proses pematangan. Yaitu Monorail Bekasi-Cibubur, Monorail ini rencananya terentang sepanjang 57,4 km dari Semanggi hingga Cawang ini akan terpecah kearah Bekasi dan Cibubur.


f46dc27fac93cbdf7083decefd497092_monorail
Tentunya kita masih ingat dengan programMonorail yang digembar-gemborkan Sutiyoso. Juga yang sekarang lagi santer. Kali ini sangat berbeda, Karna proyek yang diperkirakan menelan dana sekitar Rp. 13,9 triliun ini sepenuhnya dari PT. Adhi Karya sendiri dan Pinjaman dari Bank.
Bahkan bukan hanya membangun Monorelsaja, Adhi Karya juga akan membangun infrastruktur pendukung lainnya sepertilapangan parkir yang luas di Cibubur dan Bekasi Timur. Jadi Warga Bogor tidak perlu membawa mobil sampai ke jakarta, dengan memarkir mobil di pintu keluar tol Cibubur dan melanjutkan dengan monorail. Begitu pula dengan yang di Bekasi.
Monorail nantinya juga akan di lengkapi dengan Wi-Fi gratis disetiap armadanya. Adhi Karya akan menggandeng perusahaan seperti PT. Telkom dan juga PT. LEN sebagai pendukung pada bagian ticketing.






30 Mobil Listrik Produk Indonesia Tampil di APEC


Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan melambaikan tangan dari dalam mobil listrik Tucuxi ketika memulai uji pengendaraan (test ride), di Solo, Jateng, Sabtu (5/1). ANTARA/Andika Betha

30 Mobil Listrik Produk Indonesia Tampil di APEC  

TEMPO.COJakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyiapkan 30 unit mobil listrik yang akan dioperasikan pada acaraAsia-Pacific Economic Cooperation (APEC)mendatang di Nusa Dua, Bali.

Berdasarkan perencanaan panitia APEC, mobil bensin dilarang beredar di sekitar lokasi APEC, kecuali mendapatkan izin. “Kita siapkan mobil listrik untuk beroperasi sekitar Nusa Dua, Bali," katanya kepada wartawan di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2013.

Sebanyak 20 unit bus listrik dan 10 unit mobil listrik sekelas Alphard akan dipamerkan dan digunakan dalam acara APEC mendatang. Untuk pembuatan bus dan mobil sekelas Alphard tersebut, Dahlan mempercayakannya kepada Dasep Ahmadi, pencipta mobil listrik 'Ahmadi'.

Pada Mei mendatang, pabrik baterai pendukung mobil listrik buatan Dasep itu akan siap memproduksi 20 unit baterai per hari. PT Nipress Tbk menyiapkan pabrik senilai Rp 15 miliar untuk memproduksi baterai litium bagi mobil listrik.

Dahlan mengatakan, kepala negara yang datang pada perhelatan APEC diperbolehkan membawa mobil dinas berbahan bakar bensin untuk kebutuhan mereka selama berada di Nusa Dua, Bali.

FIONA PUTRI HASYIM

Mahasiswa ITS Luncurkan Mobil Listrik 220 Volt



Spesifikasi Mobil Listrik Buatan ITS

"Mobil ini bisa diinput dengan Listrik hanya 220 Volt 10kw (fast charging), 220 Volt 1,5 KW (Slow Charging) untuk jarak tempuh 45 kilometer."

Minggu, 27 Januari 2013, 06:48Ita Lismawati F. Malau, Tudji Martudji (Surabaya


VIVAnews - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, berhasil merakit mobil listrik yang dinamai E&C. Kendaraan berkapasitas empat penumpang ini dibangun dengan konsep Battery Management System (BMS).

Mobil ini dilengkapi head lamp yang berfungsi sebagai lampu utama, lampu sein, lampu kota, dan lampu kabut. "Semua komponen disesuaikan dengan tujuan konsumsi listrik relatif lebih sedikit dari mobil lain pada umumnya," jelas dosen pembimbing Fakultas Teknik Listrik ITS, Muhammad Nur Yuniarto.

Mobil ini juga dilengkapi back lamp atau trail lamp dengan menggunakan led agar konsumsi energi listrik relatif lebih rendah dari bohlam biasa. "Kaca custom, buatan sendiri."

Di bagian dalam, dashboard terbuat dari plat berukuran 0,5 milimeter. Dan, tampilan panel indikator melalui layar digital ukuran 17". Sementara, sistem daya disuplai dari baterai tipe Lithium Polymer (LiPo) kapasitas 48 Volt 5 KWh.

Mobil ini digerakkan oleh mesin yang mampu mencapai daya maksimal (peak power) sebesar 20 kw, rate power 10 kw, speed rate 80 kw, dan rasio gear box 1:8.

Throttle control system mobil menggunakan PWM (pulse width modulator) 5 Volt. Diameter roda 15", ukuran ban tipe 195/55/15 dengan Wheelbase 240 centimeter. Untuk sistem rem, cakram tunggal sebanyak 2 buah dan tromol 2 buah.

"Jarak tempuh dengan baterai penuh mencapai 24 kilometer. Dan, untuk pengembangan ke arah 100-200 kilometer," jelas Yuniarto.

Mobil ini menggunakan sistem charging, pengisian baterai sampai penuh rata-rata butuh 4 jam. Kondisi input, 220 Volt 10 kw (fast charging), 220 Volt 1,5 KW (slow charging).



Seorang akademisi melihat bagian dalam mobil listrik karya mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya yang diluncurkan di halaman gedung Rektorat ITS, Sabtu (26/1) Mobil listrik jenis city car ini berkapasitas 4 penumpang dengan kecepatan 80 km/jam dengan spesifikasi range 100 km/charge dan DC motor 2o kW. TEMPO/Fully Syafi

Mobil Listrik Mahasiswa ITS Diberi Nama E&C

TEMPO.CO, Surabaya-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh memberikan nama mobil listrik type city car karya mahasiswa ITS dengan nama E&C di halaman Gedung Rektorat Kampus ITS Sukolilo Surabaya Sabtu 26 Januari 2013.

"Saya bukan ahli bahasa, tapi saya harap dengan E&C ITS bisa jadi motivator" kata M. Nuh,E&C mirip Easy dalam bahasa Inggris artinya mudah.

Kendaraan dengan kapasitas empat penumpang ini dirancang dengan sistem battery management system. Artinya mobil ini menggunakan energi batterai lithium pollimer (Lippo) dengan daya sebesar 5 Kwh, yang mampu menempuh jarak 45 kilometer.

Menteri Nuh memuji ketekunan mahasiswa ITS yang mampu melahirkan mobil listrik tersebut. Banyak pelajaran berharga dari mobil listrik ITS ini. Menurutnya, ini lah wujud peran perguruan tinggi sebagai pencerah bagi masyarakat.

M. Nuh mengibaratkan mobil dengan seri plat L.10 itu seperti falsafah payung. Meski tidak dapat menghentikan hujan, payung itu dapat membantu menghindari dari kehujanan dan kemudian bisa mengantarkan sampai tujuan.

Menurutnya, tantangan tetap ada, tetapi karya mahasiswa ini patut kita apresiasi guna menyongsong masa depan bangsa. Mobil ITS, kata M. Nuh, dinilai bisa menjawab tantangan masa depan. Dia meminta ITS menggandeng perguruan tinggi lainnya di Indonesia untuk pengembangan mobil E&C.

Muhammad Nur Yuniarto, dosen pembimbing jurusan teknik mesin ITS, mengatakan riset mobil tersebut telah dilakukan sejak 2011 lalu. Pembuatan mobil ini menelan biaya sekitar Rp 400-500 juta.

Menurut Nur, ITS berterimakasih dengan pemberian nama E&C oleh Menteri Pendidikan. Dengan nama itu E&C ITS semakin memudahkan penamaan mobil listrik generasi berikutnya.

SONY WIGNYA WIBAWA

Friday, January 25, 2013

KAPAL PERANG Beladau 643 Resmi Perkuat TNI AL

Kapal Cepat  Rudal KRI Beladau 643 saat peresmian
KAPAL PERANG Beladau 643 Resmi Perkuat TNI AL
Miftahul Ulum
Compact_tni-al
JAKARTA, Bisnis Indonesia--Jajaran TNI Angkatan Laut resmi menerima Kapal Perang Republik Indonesia Beladau 643 buatan PT Palindo Marine Shipyard Batam, Jumat (25/1/2013).

Peresmian kapal perang itu disaksikan Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, serta Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio.

"Penambahan Alutsista di laut baik KRI [Kapal Perang Republik Indonesia] dan KAL [Kapal Angkatan Laut] konsekuensi atas kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah lautan," tegas Menhan saat peresmian  KRI Beladau 643 di Batam, Jumat.

Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter itu berspesifikasi tinggi.

Lambung kapal ini kapal cepat rudal ini terbuat dari high tensile steel atau jenis baja khusus produk PT. Krakatau Steel. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar.

KRI Beladau-643 merupakan kapal ketiga yang memperkuat TNI AL, setelah sebelumnya KRI Clurit-641 diresmikan pada April 2011 dan KRI Kujang-642 yang diresmikan pada Februari 2012. (spr)

Dilengkapi Rudal C-705

Kapal yang dibuat dengan biaya Rp75 miliar itu dilengkapi sistem persenjataan modern (Sensor Weapon Control), di antaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan Rudal C-705 buatan China. Kapal perang ini mampu melaju sampai kecepatan 27 knot.

KRI Beladau 643 Dilengkapi Rudal C-705

















KRI Beladau 643 yang 100 persen pembuatannya oleh putra putri terbaik RI di Batam ini dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco/sensor weapon control). Diantaranya kata Danlanal Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat yakni meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat.
Selain itu, kekhususan senjata kapal yang diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard ini adalah keberadaan rudalnya. “Rudal yang terpasang adalah Rudal C-705 buatan China,” kata Nurhidayat di lokasi peresmian kapal tersebut.
KCR-40 bernama KRI Beladau 643 ini bisa berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.Kapal perang ini memiliki spesifikasi panjang 44 meter dan lebar 8 meter serta tinggi 3,4 meter.

Pembiayaan dari Bank Mandiri
Seluruh biaya dari pembuatan kapal perang ini berasal dari PT Bank Mandiri Tbk. Bank Nasional terbesar ini  memberikan pinjaman senilai Rp42,14 miliar kepada PT Palindo Marine untuk membangun kapal perang ini guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan, atau Alutsista, nasional.

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (25/1), pembiayaan itu diberikan untuk pembangunan KRI Beladau - 643, yakni kapal perang jenis kapal cepat rudal ketiga produksi dalam negeri. Pinjaman itu terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp22,67 miliar dan bank garansi sejumlah Rp19,47 miliar.

Peresmian kapal cepat rudal, KRI Beladau – 643 ini juga dihadiri oleh Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi, dan Direktur Utama Palindo Marine Harmanto. Riswinandi mengungkapkan sebelumnya perseroan telah memberikan dua pinjaman serupa dengan nilai total Rp65,97 miliar untuk pembangunan dua unit kapal cepat rudal pertama dan kedua produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit dan KRI Kujang.

"Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap industri strategis nasional dalam pengembangan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk pembangunan kapal rudal cepat yang keempat,” ungkapnya.

Dengan demikian, bank pelat merah ini telah menyalurkan Rp162,51 miliar untuk membantu Palindo Marine membangun empat kapal cepat rudal tersebut. Dari jumlah tersebut, Rp85,57 miliar merupakan KMK dan Rp76,94 miliar lainnya berupa fasilitas bank garansi.
Riswinandi menambahkan hingga saat ini pihaknya sudah memberikan kredit alutsista lebih dari Rp1,18 triliun yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau – 643 dibangun oleh Palindo Marine di Tanjunguncang – Batam. Kapal pemukul reaksi cepat ini memiliki panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton serta mampu melaju hingga kecepatan 27 knot ini merupakan produksi asli dalam negeri. 
Selain itu, KRI Beladau – 643 dilengkapi sistem persenjataan modern dengan Sensor Weapon Control, di antaranya meriam kaliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705.  Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun ini juga memunyai dua unit senapan mesin caliber 20 mm di anjungan kapal. Bagian lambungnya terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel, yang diperoleh dari PT Krakatau Steel.

PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman senilai Rp42,14 miliar kepada PT Palindo Marine untuk pembangunan kapal perang guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan, atau Alutsista, nasional.

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (25/1), pembiayaan itu diberikan untuk pembangunan KRI Beladau - 643, yakni kapal perang jenis kapal cepat rudal ketiga produksi dalam negeri. Pinjaman itu terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp22,67 miliar dan bank garansi sejumlah Rp19,47 miliar.

Peresmian kapal cepat rudal, KRI Beladau – 643 dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Dermaga Batu Ampar, Batam pada Jumat (25/1). Acara itu juga disaksikan oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi, dan Direktur Utama Palindo Marine Harmanto.

Riswinandi mengungkapkan sebelumnya perseroan telah memberikan dua pinjaman serupa dengan nilai total Rp65,97 miliar untuk pembangunan dua unit kapal cepat rudal pertama dan kedua produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit dan KRI Kujang.

"Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap industri strategis nasional dalam pengembangan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk pembangunan kapal rudal cepat yang keempat,” ungkapnya.

Dengan demikian, bank pelat merah ini telah menyalurkan Rp162,51 miliar untuk membantu Palindo Marine membangun empat kapal cepat rudal tersebut. Dari jumlah tersebut, Rp85,57 miliar merupakan KMK dan Rp76,94 miliar lainnya berupa fasilitas bank garansi.
Riswinandi menambahkan hingga saat ini pihaknya sudah memberikan kredit alutsista lebih dari Rp1,18 triliun yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Beladau – 643 dibangun oleh Palindo Marine di Tanjunguncang – Batam. Kapal pemukul reaksi cepat ini memiliki panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton serta mampu melaju hingga kecepatan 27 knot ini merupakan produksi asli dalam negeri. 
Selain itu, KRI Beladau – 643 dilengkapi sistem persenjataan modern dengan Sensor Weapon Control, di antaranya meriam kaliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705.

Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun ini juga memunyai dua unit senapan mesin caliber 20 mm di anjungan kapal.
Bagian lambungnya terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel, yang diperoleh dari PT Krakatau Steel.