Saturday, May 25, 2013

“Indonesia Sanggup Bangun Industri Semikonduktor”



Depok - Indonesia dinilai sudah mampu mendirikan perusahaan semikonduktor karena generasi mudanya sudah melek teknologi. Alasannya, banyak generasi muda Indonesia banyak yang sudah melek teknologi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar untuk mengembangkannya.

“Perlu kerja keras dan terus belajar untuk mengembangkan teknologi. Kunci sukses adalah belajar dan mau berkeja keras,” kata President and "Chief Executive Officer" Marvell Technology Group Sehat Sutardja dalam kuliah umum yang bertajuk Entrepreneurship Through Innovation di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Rabu.

Besarnya potensi Indonesia bagi perkembangan teknologi, mendorong Sehat segera merealisasikan pembukaan cabang Marvell di Indonesia.

Sehat Sutardja merupakan putera Indonesia yang menuai sukses besar di dunia. Melalui Marvell Technology Group, perusahaan yang didirikannya di Amerika Serikat merupakan satu dari lima perusahaan semiconduktor terbesar di dunia.

Saat ini dia menduduki posisi Chairman, President and Chief Executive Officer Marvell Technology Group. Sehat merupakan lulusan Universitas Berkeley, California dan telah mengantongi lebih dari 260 hak paten atas namanya.

Marvell Technology Group yang kantor pusatnya berada di California ini mengembangkan teknologi penyimpanan, komunikasi, dan solusi silikon konsumen.

Produk Marvell yang beragam mencakup switching, transceiver, communication controller, teknologi nirkabel dan solusi penyimpanan yang menggerakkan seluruh infrastruktur komunikasi termasuk bagi pemerintah, perusahaan, perkotaan, dan rumah tangga.

Produk Marvell banyak digunakan di berbagai perangkat elektronika, seperti Cisco switch, Blackberry, Apple iPod, Xbox 360 dan produk-produk keluaran perusahaan elektronika ternama, seperti Panasonic, Huawei, Toshiba, Fujitsu, Sony Ericson, HP, Samsung, Hitachi, dan lainnya.

Marvell merupakan salah satu perusahaan Amerika Serikat yang tercantum dalam Majalah Forbes dengan kekayaan bersih US$ 1 miliar atau sekitar Rp9,5 triliun.

Sementara itu peraih Penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) 2010 Dr Eko Fajar Nurprasetyo memperkirakan Indonesia dalam waktu 5-10 tahun mendatang akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia.

"Saya yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia," katanya.

Untuk mewujudkan semua itu katanya ia ingin membuat industri chip di Kota Depok sehingga Depok bisa menjadi pusat industri teknologi yang juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Depok.

Eko telah berjaya di sebuah perusahaan semi konduktor Sony LSI di Jepang dan kini telah kembali ke tanah air untuk dan memulai usaha dibidang pembuatan desain chip di bawah logo Versatile Silicon Technology, yang merupakan perusahaan desain IC pertama di Indonesia yang dirintis bersama bersama beberapa temannya dari ITB.

Pada 2008 ia bergabung dengan Xirka perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendesain chip untuk wimax. Selain mendesain chip untuk wimax, juga mendesain chip untuk server, signal, processing, dan scanner. (Neraca).

No comments: