Sebuah negara akan menjadi sangat kuat pertahanannya jika memiliki industri pertahanan yang integratif atau terpadu. AS misalnya, militernya sangat kuat karena mereka memiliki semuanya : pabrik pesawat, pabrik kapal, pabrik kapal selam, pabrik senjata, dan teknologi elektronika yang sangat maju.
Di Asia, Korea Selatan dan China tengah membangun industri pertahanan juga secara terpadu. Korea Selatan punya pabrik pesawat tempur, kapal, kapal selam, dan teknologi digital yang sangat maju.
Di Asia Tenggara, hanya Indonesia yang punya hal serupa, yakni industri lengkap untuk ketiga matra pertahanan : laut, udara, dan darat. Indonesia memiliki semuanya, yakni pabrik pesawat (PT DI), pabrik kapal (PT PAL untuk kapal besar dan beberapa pabrik kapal untuk ukuran lebih kecil), PT PINDAD (pabrik kendaraan tempur darat seperti panser dan Tank), LAPAN (untuk pengembangan roket dan senjata rudal balistik), dan teknologi tinggi digital (semi konduktor) (yakni PT LEN dan PT INTI), dan PT INKA untuk pengembangan transport darat seperti kereta api cepat dan mobil.
Semua industri tersebut harus bersinergi. LAPAN konsentrasi dalam pengembangan roket dan satelit, teknologi penginderaan terkait RADAR dan teknoilogi komunikasi. PT DI bisa diarahkan sebagai industri pesawat tempur dan komersil. PT PAL bisa diarahkan untuk kapal-kapal militer untuk berbagai ukuran, sampai pada kapal besar untuk kapal induk.
Satu lagi pabrik akan dibangun untuk melengkapi pabrik PT PAL yang sudah ada sebagai penghasil kapal permukaan laut, yakni pabrik kapal selam. TNI AL sangat optimis mampu merealisasikan pembangunan pabrik kapal selam secara mandiri pada tahun 2017, jadi sebentar lagi.
Indonesia telah belajar dari Korea Selatan dalam membuat kapal selam ini, dan Korea Selatan adalah salah satu sahabat terbaik Indonesia setelah Jerman yang cukup dekat dengan Indonesia yang cukup 'trust" pada kita. Di samping itu, Indonesia juga belajar dari China dalam membuat rudal balistik untuk jarak menengah. Sedangkan Amerika Serikat.... ? Lupakan Sang Paman Sam itu karena dia tak akan pernah mau melakukan transfer teknologi ke Indonesia. AS hanya mau melakukan transfer ilmu-ilmu sosial seperti Ekonomi, Sosiologi, Hukum, dan lain-lain untuk mencuci otak ekonom-ekonom kita agar pro-liberalisasi, memuluskan niat mereka membangun kelompok elit "Mafia Berkeley". Mereka mau kasih beasiswa bidang hukum untuk memuluskan pembangunan infrastruktur hukum guna memuluskan Freeport, Newmont, dan lain-lain menancapkan kakinya lewat klausul perjanjian yang tidak adil, merugikan Indonesia. Undang-undang penanaman modal yang pro asing.
Ok, kita lupakan negeri Yankee. Kita kembali fokus ke informasi menyenangkan ini : Indonesia akan segera memiliki pabrik kapal Selam.
Pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia ditargetkan dapat direalisasikan tahun 2016 atau 2017. Sebab, kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru selesai tahun 2014.
"Pembangunan pabrik semua tergantung komitmen pemerintah. Pemerintah mutlak menyokong pendanaannya. Tanpa itu saya kira sangat sulit pembangunan kapal selam bisa direalisasikan di Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati di sela seminar tentang "Teknologi Perkapalan sebagai Bagian dari Peradaban Maritim Indonesia", di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Rabu.
Ia berharap sudah ada perencanaan dari sekarang agar pada waktunya nanti pengerjaan kapal selam ketiga itu lancar tanpa kendala.
"Keberadaan pabrik modern untuk membuat kapal selam menjadi kendala serius kita saat ini," kata Untung.
Pembangunan pabrik modern ini, tambah dia, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang andal. Pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif.
"Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.
Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan.
Selanjutnya, kata dia, pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan.
Sementara untuk kapal selam ketiga, Indonesia akan membuat sendiri kapal itu di galangan kapal PT PAL. "Pada tahap inilah Indonesia harus mempersiapkan peralatannya. Termasuk membuat pabrik baru untuk mendukung pembangunannya," jelas Untung.
Ia juga memastikan Pangkalan Kapal Selam yang disiapkan di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, bisa diresmikan pada akhir tahun 2013.
"Hingga kemarin (minggu lalu) saat Kepala Staf Angkatan Laut (Laksamana Marsetio) berkunjung ke sana, pangkalan sudah rampung lebih dari 90 persen. Diharapkan akhir tahun ini diresmikan," katanya menjelaskan.
Pangkalan seluas 13 hektare inilah yang nantinya digunakan untuk menyimpan semua kapal selam yang dimiliki Indonesia, termasuk untuk menyimpan kapal selam baru yang saat ini dibuat di Korea Selatan. (Investor Daily)
No comments:
Post a Comment