Monday, May 20, 2013

Dosen Universitas Brawijaya Buat Antena Radar Militer




UWB Antena
Ukurannya kecil. Bentuknya sederhana. Tapi jangan salah, meskipun ukuran dan bentuknya sangat sederhana, benda ini mampu memancarkan jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi) yang sangat kuat bahkan saat ini mulai diterapkan pada radar militer di Indonesia.
Ultra Wide Band (UWB) Antena namanya. Alat ini ditemukan dan dibuat oleh seorang dosen dari Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya (FT UB) bernama Rudy Yuwono.
Berbagai macam pembahasan terkait UWB antenna sudah banyak dibahas oleh para pakar dunia, namun aplikasi dan pembuatannya hingga saat ini masih sangat jarang terutama pada penerapannya yang sangat kompleks dan rumit.

Rudy mengaku belajar membuat antena pada saat menempuh pendidikan di University of Kassel Jerman pada tahun 2002.

Dia belajar membuat antena selama empat tahun dan baru pada tahun 2005 dia mampu membuat antena sendiri.

Dikatakan oleh Rudy bahwa UWB mempunyai kemampuaan menangkap sinyal lebih banyak karena berpita besar, sehingga bisa digunakan untuk menonton televisi dan menangkap sinyal Wi-Fi hingga frekuensi 2.4GHz atau 50 persen lebih kuat dibandingkan sinyal yang dipancarkan oleh provider.

"UWB antena mampu menawarkan banyak peningkatan mulai dari cakupannya yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Selain itu dengan menggunakan antena UWB gambar yang dihasilkan juga lebih jelas,"kata Rudy


Rudy Yuwono

Dalam perkembangannya, UWB antena diapllikasikan pada Radar Militer Jenis Monostatic Microwave Radar (MMR).

Rudy Yuwono
Rudy Yuwono
Antena UWB yang diaplikasikan dalam MMR terbuat dari material dan microstrip. Antena UWB terbentuk dari dua setengah lingkaran yang memiliki diameter berbeda.

Untuk lingkaran kecil bagian bawah memiliki diameter 135 mm(r=67.5), untuk lingkaran yang lebih besar memiliki diameter 144 cm (r=72).

Rudy membuat UWB antenna dengan melakukan simulasi variasi bentuk geometri berupa lebar (WA) dan tinggi (HA) serta jenis material yaitu aluminum dan microstrip.

 Dari hasil simulasi tersebut dirancang prototype antenna dengan ketinggiian θ untuk broadside (=90) dan orietnasi kemiringan (=) yang dapat menghasilkan minimum bandwidth sebesar 3.5GHz dan rise time yang cukup kecil.

Dengan berbagai macam keunggulan yang dimiliki oleh UWB antena, maka jika diterapakan pada radar, kemampuannya mampu menggantikan kedudukan radar konvesional yang selama ini masih digunakan oleh militer Indonesia.

Rudy menjelaskan bahwa radar militer konvesional umumnya masih menggunakan bandwith maksimum sebesar 3.5GHz, yang berakibat kemampuan radar dalam hal jangkauan dan narrow band antena yang dimiliki masih sangat kecil.

Dengan penerapan antena UWB, maka akan dihasilkan radar  yang mempunyai keunggulan dalam hal jangkauan spektrum frekuensi yang lebih luas, mampu menerima pulsa dengan minimum bandwidth sebesar 3.5GHz, rise time kecil yang dapat meningkatkan resolusi kepekaan radar, serta anti jamming(kemacetan).

Keunggulan lain adalah dapat dipasang secara portable sehingga memberikan kemudahan bongkar pasang terutama terkait wilayah Indonesia yang tersebar dengan banyak kepulauan.

Penerapan UWB antena pada radar juga akan meminimalisir terjadinya blind spot yang tidak dapat mendeteksi suatu objek yang bergerak seperti pesawat tempur.

Dengan meminimalisir "Blind Spot Area" maka Indonesia dapat mengontrol semua kapal yang masuk terutama bagi para imigran yang ingin mencari suaka ke Australia dan Selandia Baru.

Kelebihan lain yang bisa didapat dari penerapan UWB antena pada radar adalah menjadikan Indonesia negara mandiri di bidang militer terutama dalam pembuatan radar.

"Dengan memproduksi radar buatan anak bangsa ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh Indonesia, antara lain bisa menghemat anggaran di bidang alutsista dan menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh Indonesia terutama di bidang teknologi,"kata Rudy.

Upaya mencukupi kebutuhan radar sendiri atau yang dikenal dengan istilah swasembada radar sangat penting bagi Indonesia mengingat jumlah radar yang dimiliki oleh Indonesia belum mencakup seluruh wilayah Indonesia. Terhitung dari 300 radar yang seharusnya dimiliki, negara Indonesia hanya memiliki beberapa radar yang tersebar dibeberapa wilayah.

Dalam upaya menjaga keutuhan integritas dan kedaulatan Indonesia, saat ini upaya swasembada radar mulai dibuktikan dengan dihasilkanya lima jenis radar oleh anak bangsa.

Lima jenis radar tersebut yaitu: Indonesian Surveillance Radar (ISRA) yang berjumlah tiga dan Radar Indra yang jenisnya ada dua.

Karena keunggulan yang dimilikinya, beberapa radar produksi  Indonesia saat ini saat ini sudah dibeli Angkatan Laut Indonesia untuk memantau wilayah.

Selain itu juga sudah pernah digunakan pada acara sail banda tahun 2010 lalu yang diletakkan di perairan banda.

"Selain itu, radar buatan Indonesia saat ini juga sudah bisa di fungsikan dengan menggunakan laptop dan gadget tablet,"kata Rudy. (Prasetya.ub.ac.id)[Oky]

Dapat uang melalui internet

No comments: