Wednesday, June 5, 2013

Pesawat Tanpa Awak, Kini Sebesar Nyamuk

Mosquito MAV. Gambar: networkworld.com
Kemajuan teknologi semikonduktor telah memungkinkan manusia menyederhanakan ukuran fisik perangkat komputer dari sebesar almari pakaian menjadi hanya sebesar coin uang logam. Kemajuan yang sangat revolusioner ini dipicu oleh penemuan teknologi semikonduktor yang sangat spektakuler, sehingga perangkat teknologi pintar semakin lama semakin kecil dengan kemampuan yang semakin hebat. 

Sejauh mana Indonesia menguasai teknologi semikonduktor ini ? Beberapa waktu yang lalu penulis pernah mem-posting artikel berjudul "Indonesia sanggup membangun industri semikonduktor". Jika Indonesia mampu membangun industri teknologi tinggi semikonduktor ini sendiri secara mandiri, maka ke depan kita akan sanggup membangun sistem pertahanan yang kuat yang ditopang oleh penguasaan teknologi tinggi ini untuk menciptakan alat-alaty canggih mikro untuk berbagai tujuan seperti untuk mata-mata (surveillance), sistem radar, pembuatan sistem avionik dan sistem sensor pesawat, dan lain-lain. Bahkan mungkin kita juga mampu membuat drone mikro (PUNA mikro) yang bisa disusupkan ke wilayah-wilayah hutan untuk mengawasi OPM, atau di perbatasan dan bahkan di pusat kota.  

Sekarang ini telah tercipta drone mikro sebesar nyamuk dan secara fisik menyerupai nyamuk. Nyamuk ini bukan nyamuk biasa. Ini adalah Mosquito Micro Air Vechile (MAV), yang merupakan jenis Unmanned Aerial Vehicles (UAV). Jika saya sederhanakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari, nyamuk ini adalah robot yang bisa terbang, yang masuk dalam kelompok pesawat terbang tanpa awak berukuran mikro. Pesawat terbang tanpa awak berukuran lebih besar yang sering kita dengar disebut-sebut, adalah Drone.

Mosquito MAV adalah salah satu dari Cyborg Insect Drones yang telah dikembangkan, dimana sebelumnya MAV yang berukuran lebih besar, seukuran lalat diperkenalkan oleh US Air Force pada tahun 2007.
.
13703244791498268835
Micro Drone. Gambar : networkworld.com
.
Unmaned Aerial Vehicles, sebagaimana namanya, adalah peralatan pesawat tanpa awak yang digunakan untuk mendukung kerja angkatan bersenjata. Biasanya dilengkapi dengan camera, microphone dan senjata.

Mosquito Drone pada gambar pertama, memiliki jarum suntik yang dapat mengambil sample DNA, secara bersamaan menyuntikkan RFID-chip (Radio Frequency Identification) ke dalam tubuh manusia. RFID adalah perangkat yang menggunakan frekwensi radio untuk mentransfer data, mengidentifikasi dan melacak objek. Jadi, sekali tubuh anda ditanami RFID, maka keberadaan anda dapat dipantau dari mana saja.

Dengan kemampuan mengambil sampel DNA dan menyuntik, maka micro drone dapat digunakan sebagai biological weapon.

Pengendalian jarak jauh micro drone juga dapat dilakukan dengan baik. Micro drone mampu terbang dengan berbagai formasi, dan dapat diterbangkan di medan yang sulit, tanpa bertabrakan atau menabrak objek rintangan. Perhatikan video berikut ini.




Ini inovasi yang mengagumkan. Jika diterapkan di bidang militer, teknologi ini bisa menjadi ancaman yang sangat serius dalam mengatasi mata-mata musuh. Teknologi ini bisa sangat berbahaya, tapi juga mengagumkan.  

Dan yang ini adalah pesawat Nano yang lain : 

No comments: