Saturday, June 1, 2013

India luncurkan rudal Agni V berhulu ledak nuklir




India berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal jarak jauh yang jangkauannya bisa mencapai Jakarta, Beijing dan sejumlah wilayah selatan Eropa. Peluncuran rudal bernama Agni-V ini berlangsung di Pulau Wheeler pada hari Kamis (19/04) pagi waktu setempat.

Rudal ini mampu membawa sebuah hulu ledak seberat 1,5 ton masuk ke jangkauan rudal Cina dan akan memperkuat penangkal nuklir India ketika berfungsi sepenuhnya pada tahun 2012-2015.

Sebelumnya peluncuran rudal ini direncanakan akan berlangsung pada hari Rabu (18/04) di wilayah timur negara bagian Orissa. Namun rencana itu batal terlaksana karena adanya badai petir di kawasan itu. Sejumlah analis mengatakan peluncuran rudal Agni ini akan menjadi semacam titik bagi India untuk menjadi negara dengan kemampuan penangkal rudal nuklir.

Rudal ini juga menjadi salah satu senjata paling diandalkan oleh India. Perdana Menteri India, Manmohan Singh langsung memberikan selamat kepada ilmuwan yang terlibat dalam peluncuran rudal ini.

Sejarah India

"Peluncuran hari ini merupakan tonggak lain dalam upaya kita mencari keamanan, kesiapan dan juga keberhasilan dalam mengkesplorasi ilmu pengetahuan yang ada," kata Singh.

Tim yang terlibat juga menyatakan kepuasannya dengan peluncuran kali ini.

"Ini merupakan peluncuran yang sempurna. Peluncuran ini telah memenuhi semua parameter dan berhasil mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Direktur pengujian, SP Das kepada BBC.

Rudal Agni-V memiliki ketinggian 17,5 meter, berbahan bakar padat, memiliki tiga tingkat dan berat luncuran mencapai 50 ton dengan biaya pembuatan mencapai US $480 juta atau sekitar Rp4,4 triliun.


Keberhasilan India membuat negara itu kini disejajarkan dengan negara-negara yang telah memiliki rudal jarak jauh seperti Cina, Rusia, Prancis, Amerika dan Inggris. Satu negara lain Israel kabarnya juga memiliki rudal jenis ini

 "Agni-V adalah untuk menjawab persepsi ancaman masa kini, yang dibutuhkan oleh pasukan pertahanan kami,'' kata seorang juru bicara Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan, DRDO, Ravi Gupta, kepada kantor berita AFP.

"Ini adalah sebuah penangkal untuk mencegah perang dan bukan untuk negara tertentu,'' katanya.

Pengubah permainan

Pengamat pertahanan Rahul Bedi mengatakan kesuksesan uji terbang rudal Agni-V, yang mampu membawa sebuah hulu ledak seberat 1,5 ton masuk ke jangkauan rudal Cina, akan memperkuat penangkal nuklir India ketika berfungsi sepenuhnya pada tahun 2014-15. Rudal Agni-V memiliki ketinggian 17,5 meter, berbahan bakar padat, memiliki tiga tingkat dan berat luncuran mencapai 50 ton dengan biaya pembuatan mencapai 480 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,4 triliun. Agni-V bisa mencapai Teheran, Beijing dan Jakarta.

Rudal Agni-V adalah rudal tiga tahap,  dengan jangkauan awal 5.000 kilometer yang kemungkinan akan diperjauh ke lebih dari 5.500 km, menjadikannnya sebagai Rudal Balistik Antar Benua (ICBM). India pertama kali menguji tembak rudal Agni-V pada April lalu, dan peluncuran itu sukses. Kesuksesan uji coba Agni-V dirayakan oleh pejabat dan pers India yang mana beberapa di antara mereka menyebut Agni-V sebagai "Pembunuh China" karena fakta bahwa rudal itu bisa mencapai seluruh kota-kota besar China. Saraswat sendiri menyebut rudal itu sebagai "game-changer".

MIRV yang akan dilengkapkan pada Agni-V untuk memungkinkan membawa beberapa hulu ledak nuklir pada satu rudal, dan menyerang beberapa sasaran atau target tunggal dengan efisiensi yang lebih besar.

Setelah Agni-V mencapai tahap ketiga, MIRV akan mengeluarkan hulu ledak (nuklir) untuk target terpisah atau tunggal. Uni Soviet dan Amerika Serikat sendiri melengkapi ICBM mereka dengan MIRV selama tahun 1970-an.

Para analis pertahanan sudah banyak yang menduga bahwa pada suatu saat India akan memodifikasi Agni-V dan Agni-III dengan melengkapinya dengan MIRV. Hal ini terutama untuk mengimbangi China yang saat ini tengah menguji coba rudal ICBM DF-31 dan DF-41 yang juga berkemampuan nuklir dan dilengkapi dengan MIRV. ICBM dengan MIRV akan memiliki potensi menghancurkan yang luar biasa. Negara-negara yang memiliki kemampuan seperti ini akan meluncurkan banyak rudal seperti ini untuk menghancurkan lokasi-lokasi silo rudal musuh dalam serangan pertama. Ketakutan ini, pada gilirannya akan meningkatkan logika strategis tindakan ofensif bahwa salah satu pihak harus menjadi yang pertama yang meluncurkan serangan nuklir atau bila tidak makan akan menghadapi risiko kekuatan nuklir mereka dihancurkan oleh musuh (didahului). Namun ada kekhawatiran yang kuat tentang efek destabilisasi rudal yang dilengkapi dengan MIRV merujuk pada paruh kedua Perang Dingin. 

Dan perlu dicatat, bagaimanapun, India dan China tidak memiliki doktrin nuklir, yang secara teoritis akan mengurangi bahaya dan kecemasan yang diciptakan oleh kekuatan nuklir MIRV.

Namun, setidaknya pengenalan teknologi MIRV ke dalam keseimbangan strategis India-China bisa membuat kedua belah pihak berpikir bahwa mereka perlu untuk memperluas kekuatan nuklir mereka secara signifikan. Sudah tentu ini akan menyulitkan upaya global untuk mengurangi persenjataan nuklir dunia. Rusia baru-baru ini juga menyatakan bahwa ia tidak tertarik lagi dengan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Amerika Serikat, dan hanya mengikuti perjanjian pengawasan senjata secara multilateral.

Reaksi Cina

Cina tidak mau membesar-besarkan persaingannya dengan India menyusul uji coba rudal jarak-jauh Agni V oleh India yang mampu menghantam sasaran-sasaran di seluruh Cina untuk pertama-kalinya. Jurubicara Kementerian Luar Negeri di Beijing melukiskan India dan Cina sebagai mitra, bukan saingan, yang telah berusaha keras memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan. 

Akan tetapi, sebuah laporan di televisi pemerintah menyebut beberapa kekurangan rudal Agni V dan sebuah koran pemerintah memperingatkan India agar jangan menjadi sombong dan terlalu tinggi menilai kekuatannya. Rudal berbobot 50 ton itu mampu membawa hulu ledak nuklir seberat satu ton. Pejabat-pejabat India mengatakan perlu waktu untuk mengevaluasi kesuksesan peluncuran tersebut. Tapi seorang pakar India mengatakan kepada Radio  Australia, India telah mencapai "penangkal kredibel minimal" terhadap persenjataan Cina dengan peluncuran Agni itu.

Reaksi AS

Sementara itu, Amerika Serikat mendesak semua negara berkemampuan nuklir agar menahan diri menyusul uji coba rudal jarak-jauh India. Tapi Washington menolak membandingkan tindakan India itu dengan Korea Utara. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, Amerika Serikat mendesak semua negara berkemampuan nuklir untuk menahan diri terkait kemampuan nuklir dan rudal. Dikatakannya, Amerika juga terus menghimbau agar
tidak dilakukan aksi yang mungkin akan menggoyahkan kawasan Asia Selatan. Uji coba India itu dilakukan seminggu setelah uji coba rudal yang gagal oleh Korea Utara yang memicu
kecaman keras dari Amerika Serikat dan dunia internasional.

Inkonsistensi Barat dan Kegagalan menjadikan dunia bebas senjata nuklir

Negara-negara nuklir di dunia kemungkinan akan bertambah, bukan berkurang. Jika AS beserta sekutunya terus bersikap inkonsisten terhadap kebijakan non proliferasi nuklir dalam mensikapi Iran, Korea Utara, India, Perancis, Rusia, dan terhadap dirinya sendiri, maka negara-negara lain pun akan kehilangan kepercayaannya pada Barat.

Tak ada satu negara pun di dunia merasa aman selama ada satu saja negara adidaya merasa paling berhak memiliki senjata nuklir. Kegagalan Rusia dalam mempercayai AS dalam kemajuan perundingan beberapa waktu lalu dengan AS berawal dari ketidakpercayaan AS sendiri untuk hidup aman tanpa senjata itu. 

Rusia telah secara jelas menunjukkan arah baru semenjak perjanjian pengurangan senjata nuklir antara Rusia-AS mengalami kemunduran, karena sikap AS sendiri yang menempatkan tameng senjata di Eropa Timur. Vladimir Putin malah memerintahkan negaranya untuk mengembangkan senjata hipersonik yang mampu mengimbangi AS. 

Sementara itu, uji coba nuklir India ini pun memberi pesan pada dunia bahwa perlombaan senjata nuklir telah benar-benar terjadi. Sekalipun dengan alasan pertahanan wilayah dari serangan musuh, namun tetap saja kemampuan jangkauan rudal terus ditingkatkan hingga mencapai ribuan kilometer.  Ini sangat berbahaya. Sekalipun senjata nuklir selalu disimpan untuk diri sendiri, namun selalu ada kemungkinan penggunaannya.  Artinya, perang senjata nuklir selalu mungkin terjadi. 

ASEAN dan zona bebas nuklir

Salah satu kawasan yang bebas dari persaingan senjata nuklir, tampak solid dan rukun dan ini sangat membanggakan adalah ASEAN. AS seharusnya tidak perlu malu mencontoh ASEAN dalam menumbuhkan rasa saling percaya antar negara di dalamnya. Negara-negara besar seperti AS-Rusia yang tumbuh rasa saling tidak percaya satu sama lain perlu menumbuhkan dialog formal maupun informal yang mengedepankan konsensus satu sama lain agar rasa saling percaya bisa tumbuh, dan jumlah senjata nuklir bisa dikurangi. 

Ini sangat penting supaya dunia ini terhindar dari malapetaka yang mengerikan, yakni perang dunia yang  melibatkan senjata nuklir sebagai bagian dari pemusnahan massal, yang pada akhirnya orang-orang tak berdosa yang sebagian terbesar yang akan menderita dan terkena dampaknya. 




No comments: