Friday, June 7, 2013

Pemerintah Dukung Penuh Pengembangan PT DI

Prototipe Pesawat N 2130, pesawat turbo jet canggih IPTN (sekarang PT DI). 
Jika bukan karena penghentian proyek oleh pemerintah atas permintaan
IMF di tahun 1998,pesawat ini seharusnya sudah mengudara melayani
penerbangan sipil sejak 2005 lalu. Pesawat ini semula menjadi pesaing
Boeing dan AirBus, dan sekelas SuperJet 100 buatan Rusia.

Wakil Presiden Boediono mengatakan pemerintah mendukung pengembangan PT Dirgantara Indonesia dengan model bisnis yang tepat dan saling menguntungkan.

"Kami serius ingin mengembangkan industri kedirgantaraan di Tanah Air seperti harapan Pak
Habibie," kata Boediono di Kantor Wapres Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan saat Wapres menerima kunjungan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso dan CEO European Aeronautic Defence and Space (EADS) Thomas Enders. Dikatakan Wapres, Indonesia adalah pasar yang potensial bagi bisnis kedirgantaraan sehingga kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan European Aeronautic Defence and Space (EADS) harus saling  menguntungkan dan berkesinambungan.

"Kerja sama ini jangan hanya lima tahun atau hanya seumur satu kabinet, tetapi untuk jangka panjang,"
kata Wakil Presiden Boediono. Kerja sama yang dilakukan, lanjutnya, tidak hanya sekedar memproduksi pesawat bersama, tetapi juga menggunakan kandungan lokal yang lebih banyak dan meningkatkan kapasitas produksi.

Budi Santoso menyampaikan bahwa kedatangan CEO EADS ke Bandung untuk melihat langsung  kerjasama yang telah berlangsung dan juga untuk melakukan kontrak kerjasama baru. Beberapa kerja sama yang dilakukan oleh PT DI dengan EADS adalah kerjasama desain dan kerjasama produksi CN 235, program underlicences untuk produksi helikopter BO105, helikopter Puma dan Super Puma.

Bahkan, menurut Budi, Airbus percaya terhadap komponen yang diproduksi di PT DI. 
"Kami merupakan pemasok tunggal untuk Airbus," katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan CASA tidak hanya dalam memproduksi pesawat, tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi dan menjadikan PT DI sebagai perusahaan yang efisien.

CEO EADS Thomas Enders menjelaskan kepada Wapres bahwa kerja sama yang dijalin dengan PT DI
sudah lebih dari 30 tahun. "Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan PT DI. Kami berharap dapat melanjutkan kerjasama untuk memproduksi berbagai macam pesawat dan helikopter, serta produk-produk lain dari industri kedirgantaraan," kata Enders.

EADS adalah sebuah badan usaha milik Uni Eropa yang bergerak dalam bidang industri dirgantara dan pertahanan, antara lain membawahi perusahaan-perusahaan seperti Airbus Industrie (industri pesawat terbang), Eurocopter (industri helikopter) yang merupakan gabungan dari MBB dan Aerospatiale, MBDA (industri persenjataan), Astrium (industri satelit), dan Airbus Military (d/h CASA) yang bergerak dalam industri pesawat militer dan pesawat turbo propeller.

No comments: