Thursday, September 26, 2013

F-16 Sukses Terbang Tanpa Pilot



NEWYORK--Pentagon berhasil meluncurkan pesawat jet tempur F-16 tak berawak. Pesawat ini hanya dikendalikan dua pilot Angkatan Udara AS dari darat.
Jet tempur jenis Lockheed Martin F-16 untuk pertama kalinya terbang tanpa pilot pada pekan lalu. Keberhasilan Pentagon bersama Boeing ini sekaligus menjadi terobosan baru sebuah jet tempur nyata menjadi pesawat tak berawak.
Menurut CNN (24/9), Pentagon telah menghabiskan miliaran dolar untuk membeli pesawat tak berawak atau "drone" (UAV). Pembelian UAV juga menimbulkan kontroversi di antara pilot AU Amerika karena merasa terancam bakal tergeser keberadaannya oleh UAV tersebut.
"Kita mungkin bingung karena melihat jet tempur tanpa siapa pun di dalamnya," kata Letnan Kolonel Ryan Inman, komandan Angkatan Udara AS.
Dijelaskannya, dengan kemampuan terbang tanpa pilot, pesawat tempur F-16 yang selama ini tidak beroperasi lagi bisa digunakan sebagai target nyata untuk melatih pilot belajar menghadapi pesawat musuh.
"Ini adalah simulasi kondisi nyata, dan dengan platform pesawat seperti ini, mereka dapat menembak jatuh pesawat ini sebagai target,"sambungnya.
Jet tempur ini sebelumnya sudah tidak lagi dipakai selama 15 tahun, tersimpan di hanggar Arizona dan kemudian dimodifikasi sehingga bisa terbang dengan ketinggian 12,2 km dan mencapai kecepatan Mach 1,47 atau sekitar 1.800km/jam.
"Pesawat ini mampu lepas landas dan naik hingga ketinggian 40 ribu meter di atas Teluk Meksiko, memecahkan hambatan suara dan melakukan manuver seperti gulungan barel pada lebih dari 7G," lanjutnya.
Jet tempur tak berawak ini juga mampu melakukan sejumlah gerakan manuver termasuk gerakan "split S", sebuah gerakan dimana posisi pesawat terbalik sebelum membuat setengah lingkaran sehingga bisa mengubah arah secara berlawanan. Manuver tersebut biasa digunakan dalam pertempuran untuk menghindari tembakan misil lawan.
"Jet ini terbang dengan hebat, semuanya bekerja dengan sangat baik, membuat pendaratan yang cantik, mungkin salah satu pendaratan terbaik yang pernah saya lihat," kata Paul Cejas, kepala teknisi proyek ini.
Boeing sendiri telah memodifikasi enam jet F16, yang kini diberinama QF-16, dan militer AS sekarang berencana untuk menggunakannya dalam uji tembak langsung. Tetapi, seorang juru bicara gerakan Kampanye Hentikan Robot Pembunuh memperingatkan atas kemungkinan penggunaan jet ini dalam armada perang.
"Saya sangat khawatir jest ini digunakan untuk menyerang orang di lapangan," kata Profesor Noel Sharkey.
"Saya terutama khawatir tentang kecepatan tinggi yang bisa mereka tempuh sehingga mereka tidak bisa mengenali target mereka dengan jelas," tambahnya.(esy/jpnn)



No comments: