Masih ingatkah Anda beberapa waktu lalu ada penolakan dari beberapa pihak di Belanda tentang rencana penjualan Tank Leopard milik Belanda ke Indonesia ?
Kejadian itu sebenarnya biasa saja, namun karena yang melakukan adalah Belanda yang mantan penjajah Indonesia, maka maknanya menjadi tidak mengenakkan.
Seperti kita tahu, beberapa waktu yang lalu pemerintah Belanda berencana ingin menjual beberapa ratus Tank Leopard ke negara lain untuk mengurangi biaya perawatan sehubungan krisis yang mendera Eropa dan juga Belanda.
Indonesia menawarkan diri dan menyambut baik rencana Belanda itu namun dalam perkembangannya kemudian ada penentangan dari Parlemen Belanda, terutama dari partai Kebebasan PVV, terhadap rencana itu karena menganggap Indonesia adalah pelanggar HAM.
Tentang Tank Leopard Belanda, itu adalah Tank Leopard produksi Jerman dan mereka membelinya dari Jerman sebagai bagian dari program NATO ketika perang dingin untuk menghadapi Uni Sovyet. Jadi itu adalah Tank bekas tanpa upgrade, tanpa retrofit, barang itu apa adanya, jika kita memperolehnya dari Belanda. Mengapa ? Karena Belanda tidak mampu meng-upgrade Tank Leopard itu sendiri karena bukan produsen pembuatnya, dan yang membuat adalah Jerman, Rheinmettal SG.
Partai Kebebasan Belanda, PVV, dengan tokohnya Geert Wilders, adalah partai ultra kanan Belanda yang sangat keras sikapnya terhadap dunia Islam dan muslim, termasuk ke Indonesia, dengan ide-ide konyolnya yang rasialis agar menutup seluruh Mesjid di seluruh daratan Eropa dan melarang orang-orang Islam datang ke Belanda lalu menikah dengan penduduk setempat (saya tidak bisa bayangkan jika saja ada tokoh muslim serasialis ini di Indonesia yang menghendaki ditutupnya seluruh gereja di Indonesia dan melarang peredaran Bibel/Alkitab) demi membendung Islamisasi. Sebabnya adalah satu : Islamophobia, ketakutan irasional terhadap perkembangan Islam di Eropa Barat.
Sikap anti Islam dan muslim dari PVV sampai-sampai pada tingkat yang tidak masuk akal karena didasari pada pemahaman yang salah, ketidaktahuan tentang ajaran Islam, dan lebih karena pengaruh dari media Barat seperti TV, koran, internet, buku-buku anti Islam atau buku-buku Islam yang ditulis oleh para orientalis yang memutar balikkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW berdasarkan fitnah dan kebohongan semata.
Salah satunya adalah beredarnya film Fitna yang dibuat oleh wakil ketua partai PVV, Arnoud van Doorn yang menggambarkan Nabi Muhammad sedemikian buruk. Arnoud van Doorn belakangan sadar, setelah mempelajari Islam secara utuh dan benar, bahwa perbuatannya salah, tak bertanggung jawab, dan ia menyesal telah melakukannya sedemikian rupa sehingga merugikan Islam dan muslim. Film Fitna yang ia buat lebih berdasarkan pada sikap kebencian yang tak berdasar, penuh prasangka, dan tentu tidak sesuai dengan gambaran sebenarnya dari pribadi tinggi Nabi Muhammad SAW. Arnoud van Doorn kemudian masuk Islam dan menjadi muslim (klik di sini untuk membaca kisahnya, di sini, di sini, dan di sini) dan ia kini mendedikasikan hidupnya untuk membela hak-hak kaum muslim di Eropa (baca di sini), berjuang demi tegaknya Islam dan demi kebaikan Belanda. Ia kini fokus membuat film yang lebih menonjolkan tentang kepribadian yang mulia dari Nabi Muhammad SAW. (lihat videonya di sini).
Arnoud Van Doorn, tokoh PVV Belanda, sekaligus Sang pembuat film Fitna
yang mendeskreditkan Nabi Muhammad. Tapi Arnoud kemudian masuk
Islam, setelah meneliti secara seksama sejarah Nabi Muhammad SAW. Demi menebus kesalahannya, Arnoud van Doorn kini sibuk membuat film yang lebih memuliakan Nabi Muhammad SAW, membantah film Fitna yang telah dibuatnya sendiri. "Saya sedih, jika ingat apa yang telah saya lakukan telah merusak Islam dan merugikan umat muslim," katanya kemudian. Ia kini mendedikasikan hidupnya demi membela Islam dan Muslim. |
Kita kembali ke topik pembahasan Tank Leopard.
Pemerintah Belanda kemudian bersikap ragu, maju-mundur, di satu sisi butuh duit dari Indonesia untuk menutupi anggaran yang cekak, namun di sisi lain ada penentangan dari pihak PVV. Uang hasil penjualan Tank Leopard itu sebenarnya sangat berarti bagi pemerintah Belanda untuk menutupi kanker (kantong kering) anggaran pertahanan Belanda yang kini tengah menipis akibat krisis Eropa.
PVV akhirnya dengan segala cara berusaha untuk menggagalkan transaksi penjualan Tank Leopard ke pemerintah RI dan dengan suara lantang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara pelanggar HAM. Jika pun transaksi itu harus terjadi, maka harus di bawah syarat tertulis bahwa Belanda mendapat jaminan dari pemerintah Indonesia jika MBT itu tidak akan digunakan di Papua.
Presiden SBY : Jangan kuliahi Indonesia soal HAM !! |
Sungguh amat mengherankan bagaimana orang-orang Belanda cepat sekali melupakan dosa masa lalu saat 350 tahun menjajah negeri ini dengan segala kejahatan yang mereka lakukan dan sampai detik ini belum pernah secara terbuka dan ksatria meminta maaf dan menyatakan penyesalan. Tiba-tiba saja, sekarang ini, mereka merasa sok suci, sok humanis, sok manusiawi, dan sok bermartabat padahal tabiat mereka belum berubah.
Monumen peringatan pembantaian rakyat Sulawesi oleh opsir Belanda bernama Westerling. Pembantaian rakyat Indonesia juga terjadi di Rawagede, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan lain-lain tempat di tanah air. Sebelum di bunuh, rakyat Indonesia disuruh duduk sambill mengangkat tangannya di atas untuk dipermalukan. Sebagian disiksa dengan cara memotong kakinya hingga lutut, dan kedua tangannya sampai benar-benar buntung. Tentu ini mereka lakukan di hadapan orang Indonesia lainnya, bahkan anggota keluarganya. Di Sulawesi Selatan, Westerling membantai rakyat Indonesia di sana lebih dari 40.000 jiwa.
|
Sang jagal, Raymond Westerling itu.
"Kenapa anda tidak menembak Soekarno waktu kudeta dulu?” Kapten Westerling ditanya.Apa jawabnya ? Kapten yang pernah mengatakan bahwa Soekarno adalah tokoh yang paling dibencinya, menjawab: “Orang Belanda itu perhitungan sekali. Satu peluru harganya 35 sen. Sedangkan harga Soekarno tak lebih dari 5 sen. Jadi rugi 30 sen. Kerugian yang tidak bisa dipertanggungjawabkan”. Dengan kata lain, Westerling ingin menghina Soekarno, bahwa pelurunya lebih mahal daripada nyawa Soekarno. |
Indonesia, seperti juga India dan China, adalah negara besar yang sama-sama korban penjajahan di masa lalu. Jika Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, China dan india pernah dijajah oleh Inggris. Bangsa dan negara Asia termasuk Indonesia juga punya potensi untuk maju, punya harga diri untuk berdiri sama tegak dengan negara-negara Barat seperti Belanda. Kekuatan ekonomi Indonesia kini bahkan sudah mengalahkan Belanda di dunia, menjadi urutan ke-14 terbesar di dunia sementara Belanda di urutan ke-17. Tiga puluh tahun lagi, Indonesia bahkan bisa lebih besar daripada Inggris.
Kesal dengan sikap plin-plan pemerintah Belanda, maka pemerintah Indonesia langsung secara tegas, resmi, pasti, dan secara eksplisit memutuskan untuk membatalkan rencana pembelian Tank Leopard bekas dari negeri kincir angin itu. Tank bekas Leopard Belanda ini sebenarnya murni tank bekas dalam arti tanpa upgrade, tanpa retrofit, barang apa adanya seperti itu, dengan teknologi masa lalu. Tank ini dulunya dibeli Belanda dari Jerman lewat program NATO untuk seluruh negara anggota untuk menghadapi perang dingin dengan Uni Sovyet.
- Harga Tank lebih kompetitif. Menhankam semula mengira hanya akan mendapatkan 44 Tank saja jika harganya sama dengan yang dari Belanda, dan ternyata dengan jumlah dana yang sama Indonesia bahkan memperoleh 160 Tank !
- Tank MBT Leopard berjumlah 100 buah, dengan speksifikasi yang lebih canggih karena telah di-upgrade hingga teknologi paling maju. Sementara Tank Leopard Belanda masih menggunakan teknologi kuno tahun 1960-an, yakni teknologi ketika perang dingin.
- Jerman, seperti yang selama ini bisa kita lihat, jauh lebih kooperatif dan terbuka karena hubungan baik yang terbina selama ini antara Indonesia-Jerman, sampai-sampai mereka mengembangkan Harimau Sumatera dan Jawa dikawinkan dengan Harimau Jerman di kebon binatang di Jerman. Anak-anak harimau blesteran Indonesia-Jerman ini kini berkembang biak di Jerman sebagai simbol hubungan dekat Jerman-Indonesia. Jerman juga negara yang paling banyak melakukan transfer teknologi canggih ke Indonesia seperti pembuatan pesawat di PT DI, pembuatan satelit LAPAN, dan lain-lain yang hasilnya nyata. Pembelian Tank Leopard ke Jerman, seperti halnya pembelian Kapal perang dari negara itu, akan mempererat hubungan antara kedua negara sahabat ini.
Di daratan Eropa Barat, Jerman adalah negara yang tidak memiliki track record buruk sebagai penjajah di dunia. Jerman, dalam sejarahnya, tidak seperti Inggris atau Perancis atau juga Belanda dan Spanyol, tidak pernah menjajah negara-negara lain di dunia baik itu di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan yang lainnya. Jerman juga negara besar di Eropa Barat yang pemerintahnya lebih toleran terhadap kaum minoritas muslim di sana, tidak seperti Perancis yang sekuler agresif melarang jilbab.
SBY bertemu langsung dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjelaskan posisi Indonesia terkait penolakan unsur di Belanda.
Jerman, negara yang saat Perang Dunia II menjadi musuh Belanda, mampu memahami sikap Indonesia dan untuk itu mereka mendukung penuh rencana itu. Ketika bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel, SBY menjelaskan posisi Indonesia yang tidak mau ada persyaratan politik dalam pengadaan alutsista. Sebab, Indonesia membeli alutsista dengan uang sendiri, tidak pada tempatnya diributkan oleh negara penjual.
"Waktu bertemu Kanselir Merkel, saya jelaskan posisi indonesia. Jangan ada anasir-anasir di negara mana pun. Indonesia punya posisi," ujar Presiden.
Kanselir Jerman ini pun segera menyetujui penjualan Tank Leopard yang telah di-upgrade, diretrofit, dan disesuaikan spesifikasinya sesuai dengan permintaan dari Indonesia dengan teknologi yang lebih canggih ke pemerintah RI. Merkel juga menegaskan, "tidak ada satu negara pun bisa mendikte Jerman untuk menjual atau tidak menjual peralatan tempur ke negara lain termasuk ke Indonesia."
Demikian penegasan Angela Merkel, terkait pertanyaan tentang pengaruh penolakan Belanda terhadap keputusan Jerman di Uni Eropa, soal penjualan Tank Leopard ke Indonesia.
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan dalam waktu dekat pesanan Tank Leopard dari Jerman akan datang. Tank tersebut sudah dimodifikasi dan nantinya akan berlabel ‘Leopard RI’.
Pembelian alutisista ini, baru awal modernisasi alat-alat perang ABRI. Maksudnya, tidak ada batas seberapa besar kekuatan pokok minimal itu dan sampai kapan. Artinya juga, Jika kita sudah mengakuisisi Tank Leopard sebanyak 160 unit sekalipun, kisah masih akan berlanjut terus : Indonesia akan merakit sendiri Tank sebanyak 500 unit atau 1.000 unit. Bisa saja. Atau menjualnya untuk negara lain. Judulnya tetap sama : untuk memenuhi 'kekuatan pokok minimal', MEF (Minimum Essential Forces).
Dan jika kita sudah melahirkan Tank light dan medium oleh tangan-tangan kita sendiri, maka MBT adalah target berikutnya. Dan babak baru pun akan dimulai : kita bukan hanya mau merakit, tapi juga menghasilkan sendiri mesin-mesin presisi untuk pemenuhan kebutuhan mesin tank-tank itu sehingga tidak perlu import. Bahkan mesin-mesin raksasa untuk kapal induk yang diproduksi oleh PT PAL, mesin-mesin kereta cepat yang diproduksi oleh PT INKA, dan lain-lain. Kita tidak akan pernah bisa menyangka apa yang bisa dicapai oleh bangsa kita ini, dengan potensi besarnya, sehingga kita sendiri pun akan terperanjat : ternyata kita mampu melakukan apa yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Lebih dari bayangan orang-orang Belanda yang enam puluh lima tahun yang lalu menganggap bangsa pribumi ini hanya kumpulan monyet bermuka hitam yang hanya pantas untuk diludahi.
Kita bukan monyet, kita adalah manusia yang sama derajatnya dengan bangsa lain di dunia. Kita juga bisa menjadi hebat, lebih hebat dari Meneer The Dutch yang tak paham apa artinya harga diri sebuah bangsa yang pernah ditindas selama berabad-abad. Seperti kata Bung Tomo, saat Jenderal Inggris bernama Mallaby dengan arogan menghina rakyat Jawa Timur agar seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia menyerahkan diri dan memberikan senjatanya tanpa kecuali ke markas Inggris di Surabaya; Bung Tomo berkata, "Kita sanggup mempertaruhkan nyawa, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di bawah telapak kaki penjajah".
Jenderal Inggris itu pun tewas di tangan pemuda-pemuda Surabaya bersama mulut besarnya. Pada hari itu, 10 November 1949, pimpinan tertinggi tentara Inggris itu ditemukan sudah jadi mayat, terdiam untuk selama-lamanya. Inggris segera sadar, mereka sedang berhadapan dengan Macan. Belanda, yang ketika itu membonceng tentara Inggris, lari ketakutan. Sang Macan memenangkan pertarungan dengan mengalahkan dua negara sekaligus : Inggris dan Belanda. Mereka lalu pergi, Agresi militer II pun usai. Demikianlah sejarah mencatat.
6 comments:
SETUJU!!!benar-benar artikel yang menarik..kalo perlu tambah Leopardnya
Terimakasih, insyaallah akan disusul dengan artikel berikutnya. :)
Subhanallah, sangat membanggakan artikelnya. Belanda memang menjijikkan, jadi teringat artikel lain : kalau sekarang belanda menyerang kita dengan kapal perangnya, kita akan melumat mereka sampai menjadi bubur.
muantappp kali..bulukuduk ku mpe merinding bacanya..lanjutkan Indonesiaku..padamu negeri kami berbakti..baktimu negeri jiwa raga kami..
baru liat ni blog isinya berbobot ....
tambahan om, war on 10 nopember . mallaby tewas pada 30-10-1945 , kemudian disusul jendral symond bongko/mati tanggal 11 nopember 1945.
itu sejarah jadikan pelajaran bahwa belanda. usa/asu, ausi , inggris itu kekal musuh RI. sudah selayaknya kita berpaling dekat ke RUSIA seperti sejarah mencatat 1950 an /TRIKORA dekatnya 3 karib : " GARUDA-PANDA- BEAR/BERUANG" menggetarkan dunia ,usa/asu terus sampai saat ini brusaha menjauhkan 3 karib tersebut. lewat hibah f16 dll.
Post a Comment