Saturday, July 27, 2013

Pertumbuhan ekonomi Indonesia perkuat militer



Indonesia memiliki keinginan besar untuk memperkuat basis militernya, bahkan Presiden SBY pernah mengatakan keinginan agar kekuatan militer di tanah air bisa lebih besar dari negara-negara tetangga. Lantas apa maksud dari terus ditambahnya jumlah sarana militer?
Rencana pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan pertahanan dengan memperkuat militer melalui penambahan alat utama sistem senjata, dianggap sebagai konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.
Demikian diungkapkan Andi Wijayanto, pengamat militer dari Universitas Indonesia.
"Jadi pembangunan militernya tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat, justru konsisten dengan tujuan untuk menjadi salah satu negara terkuat di masa mendatang," tambah Andi.
Andi juga berpendapat bahwa target dari militer di Indonesia itu supaya bisa lebih kuat tidak hanya dari Australia, tapi juga Asia Tenggara.
Andi juga mengatakan bahwa Indonesia tetap memiliki prinsip "zero enemy, thousand friends", atau tidak memiliki musuh, melainkan banyak teman dari negara-negara lain di dunia.
"Dari sisi ekonomi liberal, ini diwujudkan dengan melakukan perdagangan bebas. Dari sisi kekuatan politik dan militer, ini hanya bisa diwujudkan kalau Indonesia mampu menunjukkan kepada negara-negara di kawasan bahwa kita memiliki kekuatan penangkal yang memadai."
"Kalau ingin membuat semua negara menjadi teman kita, kalau ingin menjamin tidak ada musuh di sekeliling kita, jadilah yang terkuat."
Sementara itu, mengenai pembelian alat utama sistem senjata, atau alutista, Andi menjelaskan bahwa sudah ada undang-undang (UU) soal industri pertahanan, yang disahkan sejak tahun 2012 lalu.
"Dalam UU itu diharuskan semua pembelian senjata melalui government to government (G to G), atau pemerintah ke pemerintah, sehingga tidak memungkinkan lagi keberadaan broker lagi."
Selain itu, juga dalam UU tersebut telah diatur adanya transfer teknologi saat membeli alutista, agar teknologi bisa dikembangkan di dalam negeri. (Sumber : RadioAustralia)
Simak wawancaranya melalui audio yang telah disediakan
.

No comments: