Saturday, April 6, 2013

PERTAHANAN NASIONAL: Kemenristek Siapkan Skuadron Pesawat Nirawak


Illustrasi.  PT DI  lebih dari mampu membuat pesawat seperti ini.  BPPT mestinya sinergi dengan PT DI dari pada bekerja sendiri.  Mereka (PT DI) memiliki kemampuan membuat pesawat terbang tingkat dunia, dan dengan teknologi fly-by-wire yang mereka kuasai, bukan hal yang sulit bagi PT DI untuk membuat UAV yang silence, tidak berisik. Pemerintah harus cermat mengintegrasikan kemampuan antar lembaga teknologi sehingga egoisme lembaga tidak menghalangi upaya saling dukung satu sama lain. Perlu diperjelas apa tugas BPPT agat tidak tumpang tindih dengan lembaga lain seperti LEN, LAPAN, PT DI, PT PAL, PT INTI, dan lain-lain. Hal yang aneh jika BPPT membuat pesawat sementara sudah ada PT DI yang lebih mumpuni.   

PERTAHANAN NASIONAL: Kemenristek Siapkan Skuadron Pesawat Nirawak

Satu Skuadron Pesawat Tanpa Awak untuk Kepentingan Mata-mata Segera Dibentuk
Pesawat tanpa awak (UAV) buatan BPPT sedang mengudara.
JAKARTA. Kabar24. – Pengembangan pesawat tanpa awak menjadi salah satu fokus Kementerian Riset dan Teknologi. Pesawat nirawak tersebut akan diandalkan untuk melaksanakan tugas pengintaian.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada tahun 2013 pihaknya akan membuat satu skuadron pesawat tanpa awak untuk kepentingan mata-mata sistem pertahanan nasional.
“Kementerian Pertahanan meminta untuk dibuatkan satu skuadron pesawat tanpa awak. Setidaknya pembuatannya untuk keperluan memata-matai,” kata Menristek Gusti Muhammad Hatta, Kamis (3/1).
Gusti Muhammad Hatta mengatakan pesawat tanpa awak merupakan salah satu fokus pengembangan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang akan dilakukan lembaganya tahun ini, selain rencana pembuatan roket serta satelit.
Menurut dia, selain untuk keperluan pertahanan, pesawat tanpa awak juga dapat berfungsi membantu menghasilkan hujan buatan dan keperluan pengamatan di daerah berbahaya.
“Pesawat tanpa awak dapat masuk menembus awan untuk menabur garam membuat hujan buatan, serta untuk mengamati gunung berapi yang berbahaya apabila dilakukan pesawat berawak. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengamati praktik ilegal fishing dan ilegal logging,” kata dia.
Gusti mengatakan, di luar negeri pesawat tanpa awak sudah digunakan untuk kepentingan perang. Di Israel misalnya, pesawat tanpa awak dilengkapi dengan senjata untuk menembak.
Sejauh ini Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi telah menghasilkan sejumlah pesawat tanpa awak.
Ia mengatakan bahwa dalam pembuatan skuadron pesawat tanpa awak, Kemenristek kembali akan menggandeng dua lembaga tersebut.
“Sejauh ini LAPAN sudah membuat satu pesawat tanpa awak ukuran kecil. Sedangkan BPPT sudah mengembangkan tiga kelas pesawat tanpa awak yakni ukuran kecil, sedang dan besar,” kata dia.
Pendanaan pesawat tanpa awak menurut dia akan disediakan oleh Kementerian Pertahanan. (Antara/sae)

No comments: