Sunday, January 27, 2013

Airbus pindahkan produksi C295 ke Bandung

Pesawat C 295 mendarat dengan mulus di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (4/10). Kedatangan Pesawat C 295 di Lanud Halim Perdana Kusuma dalam rangka latihan terbang dan Terjun Payung serta kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military dalam memproduksi pesawat angkut C-295 mulai tahun ini dengan kapasitas 12 unit setahun. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/pd/11.)
Airbus pindahkan produksi C295 ke Bandung

Senin, 3 Desember 2012 19:14 WIB | 5652 Views

Bandung, 28/11 (ANTARA) - Airbus Military tengah dalam proses memindahkan aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.

"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI kepada media di kantornya, di Bandung, Rabu.

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center)untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasidi di tubuh PTDI, kata Windu.

Proses pembangunan "delivery center", kata Windu, disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295, yang pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya, khususnya untuk pesawat ke tiga hingga ke tujuh pesanan TNI AU dari sembilan pesawat yang dipesannya, dengan dua sudah diserahkan ke TNI-AU bulan lalu.

Windu menjelaskan, Kementerian Pertahanan RI memutuskan pembelian sembilan CN295 pengganti pesawat-pesawat Fokker F-27 yang sudah dioperasikan TNI-AU sejak pertengahan 2970-an. Pengadaan CN295 untuk TNI-AU itu ditandatangani saat pameran kedirgantaraan Singapore Airshow, Februari 2012.

PTDI dan Airbus Military memiliki sejarah kerja sama panjang di berbagai bidang industri penerbangan sejak tahun 1976.

Dalam kurun waktu tersebut, PTDI telah memproduksi 102 unit NC212-200, 10 unit NC212-400, 60 unit CN235 dalam berbagai varian dan misi, 200 unit CN235 sharing component untuk Airbus Military, 2 unit CN295, dan 88 unit C295 sharing component untuk Airbus Military.

Sebagai mitra, PTDI dan Airbus Military akan terus terlibat bersama dalam berbagai hal, diantaranya dalam pendistribusian teknologi dan pengetahuan seputar area manufaktur, manajemen proyek, teknologi informatika dan pengembangan komersil, yang tentunya akan menguntungkan ke dua belah pihak.

Terkait dengan proyek bersama itu, pesawat CN295 pertamakali diluncurkan oleh Airbus Military pada tahun 1996. Pesawat ini merupakan versi pengembangan dari CN235 yang sudah populer, dengan menawarkan kapasitas dan jangkauan lebih besar. Keduanya telah menjadi pesawat terlaris dalam segmen pasar masing-masing.

CN295 memiliki tingkat keandalan dan dukungan operasional tinggi seperti CN235, dan terbukti di medan pertempuran dan sukses dalam misi berkondisi panas, padang pasir, maritim serta kondisi dingin/es.

Pesawat ini dilengkapi "highly integrated avionics system (HIAS), sistem avionik terpadu modern berdasarkan Thales Topdeck Avionics.

Konsep arsitektur pesawat yang fleksibel dan penggunaan peralatan sipil/militer teknologi ganda memastikan kesuksesan misi taktis, potensi pertumbuhan untuk peralatan di masa depan, serta kesesuaian dengan lingkungan dirgantara sipil dewasa ini.

Ciri lain CN295 adalah avionik kokpit kaca pesawat terdiri dari empat matriks liquid crystal display berukuran besar (6x8 inci), kompatibel dengan kacamata malam hari. Sistem avioniknya terintegrasi dengan layar multifungsi untuk memperbaiki kesadaran situasional bagi pilot serta mengurangi beban kerja pilot dan meningkatkan efektivitas misi.

Pesawat ini juga memiliki alat perlindungan diri di lingkungan berbahaya seperti Irak dan Afghanistan, berupa pelindung kokpit, perangkat untuk mendeteksi radar (RWR), misil (MAWS) dan laser (LWS) serta memberitahukannya pada pilot, serta penglepas bunga api (flare dispenser).

CN295 juga mempunyai pilihan kapabilitas mengisi bahan bakar di tengah penerbangan. Pesawat CN295 memberikan tingkat multifungsi dan fleksibilitas yang luas, memenuhi kebutuhan kinerja dengan biaya rendah, dari lapangan udara yang kecil dan tidak beraspal, dengan layanan dukungan sepanjang usia pesawat.

CN295 pesawat segala misi, transportasi personel dan kargo hingga evakuasi, komunikasi dan logistik, ataupun kapabilitas air-dropping tersertifikasi. Semua ini dijalankan dengan waktu pengubahan konfigurasi tercepat, sehingga menurunkan risiko ketika beroperasi di lingkungan berbahaya.



PTDI-Airbus military perkuat kemitraan bisnis

Rabu, 19 Desember 2012 13:19 WIB | 1587 Views
Pesawat NC 212-200



Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) semakin memperkuat kemitraan bisnis dengan Airbus Military melalui berbagai program produksi bersama yang tercakup dalam perjanjian jangka panjang di antara kedua perusahaan.

"Kami bertekad semakin memperkuat kemitraan bisnis dengan Airbus Military. Kemitraan itu terkait pada produksi bersama pesawat-pesawat C212-400 dan C295," kata Sonny Saleh Ibrahim, Asisten Dirut PTDI untuk Kendali Mutu/Asisten Dirut untuk Komunikasi Perusahaan, di Bandung, Rabu.

Berbicara kepada media dalam penjelasan evaluasi perusahaan akhir tahun, Sonny mengatakan PTDI dan Airbus Military telah menandatangani kesepakatan bersama meluncurkan Airbus Military C212-400 versi upgrade sebagai tindak lanjut perjanjian jangka panjang.

Pesawat itu selanjutnya dinamai NC212 dan akan ditawarkan kepada pelanggan sipil serta militer, dilengkapi dengan avionik digital dan sistem autopilot terkini.

Interiornya terbaru dan bisa membawa sampai dengan 28 penumpang, versi saat ini 25 penumpang sehingga efisiensi biaya naik secara berarti.

Semua pesawat upgrade tersebut akan menempatkan NC212 ini pada posisi tawar yang sangat kompetitif di segmen pasar pesawat kecil dan medium. Pesawat ini akan disertifikasi oleh EASA dan FAA sesuai dengan FAR 25.

Kesepakatan kerja sama dalam pengembangan,manufacturing, komersialisasi dan dukungan pelanggan ini untuk memenangkan kompetisi memenuhi kebutuhan pasar di segmen pesawat kecil, baik untuk sipil, militer dan kargo, pada dekade berikut.

Sonny menjelaskan potensi pasar pada segmen ini diperkirakan akan mencapai sekitar 400-450 pesawat dalam sepuluh tahun kedepan. Final Assembly Line sedang disiapkan di fasilitas PTDI di Bandung.

NC212 upgrade ini hasil langsung kedua dari Perjanjian Kemitraan (t4eaming agreement) PTDI-Airbus Military, proyek kerja sama ini tetap menjadi bagian dari proses revitalisasi PTDI melalui suatu perjanjian kerja sama baru dalam NC212 upgrade dan pengembangan usahanya.

Juga, ada kontrak untuk sembilan CN295 dari Kementerian Pertahanan RI kepada PTDI pada awal tahun dan paket-paket kerja sama antara PTDI dan Airbus Military berkaitan dengan C295 adalah hasil langsung pertama dari `Teaming Agreement` itu, di dalamnya rencana pembangunan CN295 Delivery Center, CN295 Final Assembly Line, dan pendirian Pusat Pelayanan CN295 di Bandung.

Sejak Oktober 2011, dua perusahaan ini telah menempatkan tim-tim kerja bersama di fasilitas PTDI di Bandung, di mana personel Airbus Military bekerja di dalam lokasi kerja PTDI.

Tim ini bekerja dalam lingkup industrial dan komersial yang fokus pada penciptaan bisnis baru bagi kedua perusahaan dalam memajukan kemampuan produksi, proses rekayasa, teknologi informasi, dan transfer pengetahuan dalam rangka mendorong PTDI menjadi industri pesawat terbang kecil dan medium terkemuka di Asia dan Pasifik.


PTDI dan Airbus kolaborasi kembangkan pesawat NC212

Kamis, 8 November 2012 16:50 WIB | 3294 Views.
Pesawat NC 212


Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Airbus Military mengembangkan kerja sama produksi pesawat militer Casa 212 (C212) dengan membuat versiupgrade yang dinamai NC212.

Kesepakatan kedua belah pihak tersebut dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman pada acara pameran Indo Defence 2012 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Kamis.

"Selama ini PTDI hanya membeli lisensi dari Airbus Military, maka kemudian muncul ide untuk mengubah status dari pemberi-penerima lisensi menjadi rekan bisnis bersama," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso.

Porsi kerja sama tersebut dibagi dua rata antara PTDI dan Airbus Military, baik dalam hal produksi, pemasaran maupun keuntungan.

Pesawat NC212 akan memiliki sistem navigasi dan interior yang baru. Dengan dilengkapi interior sipil yang baru, NC212 akan mampu menampung lebih banyak penumpang yaitu 28 orang, sementara pendahulunya mampu memuat 25 orang.

Seluruh pengerjaan produksi pesawat NC212 akan dilakukan di pabrik PTDI Bandung, sedangkan penjualannya dilaksanakan oleh kedua belah pihak, Bandung dan Spanyol.

"Kalau untuk pasar yang dekat dengan Indonesia, misalnya kawasan Asia Tenggara, maka PTDI yang akan melayani. Demikian juga kalau pembelinya lebih dekat dengan kawasan Amerika dan Eropa, maka Airbus Military yang menjual," jelas Budi.

Sejak setahun terakhir, kedua perusahaan manufaktur pesawat tersebut telah menempatkan tim kerja sama di pabrik PTDI.

Sejumlah karyawan Airbus Military bekerja di lokasi kerja PTDI, dalam lingkup industrial dan komersial.

Sementaraa itu, Senior Wakil Presiden Komersil Airbus Military untuk kawasan Asia, Ignacio Alonso, mengatakan kerja sama tersebut dilakukan karena tuntutan pelanggan yang semakin tinggi.

"Karena pangsa pasar kami yang semakin luas serta adanya keinginan para pelanggan, maka kami memutuskan untuk membuat kerja sama perdana dengan mengembangkan NC212 ini," kata Alonso.

Airbus Military adalah satu-satunya produsen pesawat militer dan sipil yang membuat, mengembangkan dan menjual rangkaian pesawat komprehensif dan berkapasitas muatan tiga hingga 4,5 ton.

Sebagai anak perusahaan Airbus, Airbus Military memproduksi produk pesawat militer, pesawat tanker, dan pesawat transportasi militer lain yang merupakan turunan dari pesawat angkut sipil Airbus.

Sejumlah produk pesawat militer Airbus Military adalah C295, CN235 dan C212.


Pesawat Cassa NC 212-200 milik BPPT. Pesawat yang digunakan telah dimodifikasi dari versi pesawat penumpang menjadi versi pesawat penyemai awan. Kedua versi ini telah mendapatkan sertifikat, sehingga tiap pesawat Cassa NC 212-200 BPPT telah memiliki 2 (dua) buah Certified of Airworthiness (C of A), yaitu C of A untuk pesawat penumpang (Passenger Version) dan C of A untuk pesawat penyemai awan (Rain Maker Version).

No comments: