Lapan Siap Luncurkan Satelit Produk Sendiri
Satelit Lapan A2 ini juga akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. |
Fitur dari satelit A2 adalah mengambil gambar permukaan Bumi dengan dua kamera video. Sensor identifikasi juga disematkan untuk memantau dan mengidentifikasi lalu lintas kapal di laut. Kemampuan sensor relai bencana juga dipasang untuk membantu komunikasi radio amatir di daerah-daerah, khususnya menanggapi bencana alam.
Seluruh data yang dikumpulkan satelit tersebut akan dikirimkan ke stasiun pengendali di Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Menurut Bambang, satelit yang dikembangkan selama dua tahun ini berbeda dengan pendahulunya yang dibuat di Jerman. Dengan menumpang roket peluncur milik India, Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV), satelit A2 kini tengah dipersiapkan dengan menjalani serangkaian pengujian, mulai getaran hingga gravitasi nol.
Terkait rencana berikutnya, Bambang juga mengungkapkan rencana pembuatan satelit A3 yang memiliki fitur penginderaan jauh dan dirampungkan tahun 2014. Tidak hanya itu, satelit A4 juga direncanakan rampung antara tahun 2015 dan tahun 2016. Dengan rampungnya satelit A2 berbobot 100 kg ini, Lapan kian percaya diri untuk membuat satelit berbobot 600 kg.
Dipilihnya India sebagai lokasi peluncuran, diakui Bambang sebagai bentuk dari kerja sama yang dilangsungkan sebelumnya. Untuk peluncuran berikutnya, China juga dipertimbangkan sebagai mitra.
Ritech Expo merupakan rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-17 yang dipusatkan di Bandung. Penutupan Ritech Expo dihadiri Sekretaris Menristek Mulyanto. Acara tersebut juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada tiga riset teknopreneur seperti baterai berbahan dasar lumpur Lapindo serta kapal pelat datar.
Pesawat tanpa awak SUAV-01 buatan Lapan juga dipamerkan. Dengan daya jelajah 1 km-12 km di angkasa, pesawat ini bisa dimanfaatkan untuk pemotretan serta pemantauan, seperti validasi lahan pertanian. Tahun depan Lapan juga mengembangkan pesawat serupa dengan daya tahan terbang selama 8 jam tanpa henti. ”Untuk ukuran Asia Tenggara, pesawat Indonesia bisa diandalkan,” ujar Bambang.
Dalam penutupan Ritech Expo 2012, Lapan juga memamerkan roket RHAN-12 yang dibuat secara konsorsium dengan PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT Dahana, dan Kementerian Riset dan Teknologi. Roket tersebut merupakan pesanan Kementerian Pertahanan dengan jumlah 1.000 buah.
Saat uji tembak yang dilakukan pada tahun 2011, daya jangkau RHAN-12 mencapai 14 km-36 km. (ELD)
Editor :
No comments:
Post a Comment