Monday, December 3, 2012

Lapan A2, Satelit Produksi Indonesia

Lapan A2, Satelit Produksi Indonesia

Penulis : Vitalis Yogi Trisna | Jumat, 31 Agustus 2012 | 14:44 WIB

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Teknisi memeriksa satelit Lapan A2 yang dibuat para ahli di Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di Rancabungur, Bogor, Jumat (31/8). Satelit seberat 78 kilogram ini dilengkapi kamera beresolusi tinggi untuk pencitraan dan membantu komunikasi di daerah bencana. Satelit ini akan menjadi satelit pertama dengan orbit ekuatorial mengikuti garis ekuator.

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.

"Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India," ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat

Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.

"Harapan kami Lapan A2 dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan lalu lintas wilayah laut Indonesia," kata Suharmanto.

Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbit AIS, Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lapan A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. "Meskipun Indonesia masih merupakan pendatang baru di teknologi antariksa, namun adanya Lapan A2 seperti menjadi awal baru perkembangan dunia satelit di Indonesia," ucap Suharmanto.

No comments: