Tuesday, October 1, 2013

Beli Pesawat PT DI, Garuda Tunggu 2 Tahun Lagi


JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sejatinya telah bekerjasama dengan NAC dan ATR dalam pengadaan pesawat turboprop ATR72-600 sebanyak 35 pesawat. Di mana, 25 pesawat terdiri dari pesawat firm order dan 10 persawat berupaoption, yang melayani penerbangan jarak dekat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, kerjasama ini merupakan jalan keluar yang terbaik dengan tidak membeli langsung pesawat untuk menghemat cadangan devisa negara.

"Dulu kita maunya beli, saya bilang nggak mau, karena negara lagi mau menghemat devisa. Tetapi kemudian, ketemu jalan keluar tidak beli tetapi sewa dari NAC tadi. Negara tidak terganggu dan Garuda juga tidak terganggu," jelas dia, Kamis (1/10/2013).

Akan tetapi, dia menuturkan jikalau perjanjian kerjasama dalam bentuk penyewaan ini dibatalkan, maka tidak sama sekali mengganggu negara, akan tetapi mengganggu kinerja Garuda Indonesia.

"Jika dibatalkan sama sekali, negara terbantu dari penghematan negara tetapi Garuda terganggu karena program kinerjanya tidak jadi bahkan tidak ketinggalan dari penerbangan lain. Dengan skema ini itu ada jalan keluar, Garuda tidak terganggu. Dampak negatifnya nggak ada," tambahnya.

Akan tetapi, Mantan Dirut PLN ini mengakui bahwa jangka panjang ke depannya akan bersinergi dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) mengenai pesawat ATR72-600. Dirinya juga telah mengkomunikasikan kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

"Tentu kita mau dari PT DI, tetapi keperluannya sekarang. Kalau dibuat di PT DI harus tunggu dua tahun lagi. Saya sudah sarankan ke Pak Emirsyah untuk jangka panjang dan menengah. Lion sudah melakukan lebih kecil. Tiga tahun ke depan," tukas dia. (wdi)



No comments: