Pemerintah baru saja mengeluarkan regulasi mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC). Banyak opini yang beranggapan jika kebijakan itu akan semakin menyudutkan keberadaan mobil Esemka sebagai produk mobil dalam negeri atau nasional.
Apakah strategi yang dilakukan oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen mobil Esemka supaya tetap eksis di industri mobil ?
Apakah strategi yang dilakukan oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen mobil Esemka supaya tetap eksis di industri mobil ?
Sabar Budi, Humas PT SMK mengakui sudah mendengar jika pemerintah mengeluarkan kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan. PT SMK mengaku tak merasa tersudut dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, PT SMK pun juga ditawari untuk terjun dalam pasar mobil murah.
"Sebelumnya malah kita ditawari oleh Kementrian Perindustrian untuk membuat mobil murah dan ramah lingkungan. Kita ditawari sejak kebijakan tersebut belum keluar," katanya kepada VIVAnews, Kamis 13 Juni 2013.
Lantaran wacana mobil murah sudah menjadi regulasi, PT SMK melirik untuk ikut dalam persaingan mobil murah. Mereka akan memetakan regulasi dari kebijakan mobil murah.
"Nanti kita akan ikuti regulasinya seperti apa. Kita petakan dulu seperti apa dan langkah strategis yang diambil untuk ikut bersaing dalam indsutri mobil murah. Ya, bisa jadi nanti varian produksi selanjutnya kita mengacu pada kebijakan LCGC," ujarnya.
Seperti diketahui, produsen mobil asal Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Nissan, Suzuki, dan Honda telah siap menyodorkan mobil murah mereka. Lebih lanjut, dia menilai kebijakan LCGC belum terlalu jelas, terutama untuk perihal mobil low cost. Sementara untuk green car, bisa memetakan produksi mobilnya, seperti ukuran kapasitas mesin di bawah 1.000 cc dan perbandingan bahan bakar.
"Sebenarnya kalau parameternya seperti itu, mobil Esemka Bima yang berjenis mobil pikap sudah bisa masuk dalam kategori green car ," akunya.
Kategori mobil low cost dipandangnya masih membingungkan. Apakah yang dimaksud low cost itu menggunakan komponen lokal atau seperti apa.
"Nanti kita kaji lagi seperti apa. Yang jelas jika kita ikut dalam persaingan mobil murah, bisa jadi mobil Esemka menjadi lebih murah harganya dibanding harga yang beredar saat ini," ujar Sabar. (Vivanews).
No comments:
Post a Comment