Jakarta - Australia rupanya terkesan dengan cara Indonesia dalam mengendalikan hujan dengan teknologi modifikasi cuaca. Jika begitu, mestinya kita patut bangga menjadi referensi
negara lain dalam hal teknologi, meski hanya soal cuaca. Beberapa watku lalu Pemprov DKI Jakarta meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memodifikasi cuaca guna mengurangi beban air permukaan di Jakarta. Rupanya, cara ini dilirik Australia yang sedang mengalami banjir besar di wilayah pantai timurnya.
"Insya Allah, kemarin juga Australia minta saran kepada kita terkait teknologi tersebut, karena sekarang negara mereka pernah dilanda kebakaran dan sekarang banjir. Justru mereka menanyakan kepada kita, secara internasional teknologi tersebut sudah dikenal," ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif ketika ditanya apakah teknologi modifikasi cuaca ini akan dipakai terus ke depannya.
Hal itu dikatakan Syamsul usai perayaan HUT BNPB di Mabes Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (29/1/2013). Seperti diketahui, 2 negara bagian di Australia yakni Queensland dan New South Wales sedang dilanda banjir besar. Banjir besar ini menewaskan 4 orang dan menenggelamkan ribuan
rumah.
Cara modifikasi cuaca ini eksekusinya tergantung pemerintah setempat. Khusus untuk kondisi Jakarta,
teknologi ini dipergunakan karena kondisi lingkungan berkurangnya kawasan resapan air dan menyempitkan saluran air.
"Itu tergantung kita, yang terpenting usaha sudah dilakukan oleh kita. Boleh dibilang ideal atau tidak ideal
karena seharusnya hujan itu ke daerah tangkapan masuk ke tanah, dan lagi pula sekarang daerah Ciliwung sudah mulai sempit sehingga dengan teknologi ini dengan dosis tertentu setiap hujan dapat kita tahan," tutur Syamsul.
Hasil evaluasi yang kemarin, BNPB akan melakukan modifikasi cuaca sesuai dengan kondisi. "Kita sesuaikan kondisi. Saat ini kalau perlu istirahat, istirahat dan periode juga sampai Maret," imbuhnya.
Pasca Darurat Banjir Darurat banjir di Jakarta sudah dicabut pada Minggu (27/1/2013). Setelah ini, Jakarta masuk masa transisi.
"Kita masuk dalam tahap transisi, seperti pembersihan rumah, dari lumpur, masalah kesehataan, faktor
masyarakat untuk masuk ketempat tinggal dengan bantuan alat kesehatan desinfektan," jelas Syamsul.
BNPB dalam masa transisi ini berkoordinasi dengan Kemenkes terkait masalah kesehatan, Dinas Kebersihan untuk pembersihan sampah dan Dinas PU untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. BNPB juga mendata kerusakan rumah warga akibat banjir. BNPB mewaspadai banjir hingga Maret 2013.
"Sekarang sudah masuk tahap pemulihan, tapi karena kita sudah mencanangkan sampai Maret, hal itu
berdasarkan BMKG walaupun sudah dicabut tetapi secara mental kita harus siap," kata dia. (Detik.com)
Petugas sedang menaikkan berton-ton garam ke dalam pesawat terbang CN 235 untuk kemudian ditaburkan ke atas awan di langit. |
No comments:
Post a Comment